Filipina berencana untuk membeli masing-masing dua helikopter dari Rusia sebagai pembelian awal di bawah program akuisisi militer Rusia-Filipina dengan harga antara US$12 juta hingga US$17 juta.
Sumber kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan kepada Standard Manila Sabtu 8 Oktober 2016 bahwa Filipina mencari masing-masing dua helikopter MI17 atau MI24 untuk meningkatkan kemampuan negara terhadap kemungkinan ancaman internal dan eksternal.
“Kami mencari 2-4 MI17 atau MI24. Hal ini sejalan dengan fokus Presiden Rodrigo Duterte pada keamanan internal dari eksternal,” kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya kepada Standard Manila.
Meskipun Filipina masih membuka pintu belanja, sumber mengakui bahwa pemerintah Israel juga menawarkan drone mereka.
Helikopter berat lapis baja Rusia dirancang untuk melakukan misi di segala cuaca dan dikatakan murah dalam biaya pemeliharaan.
Helikopter juga dikatakan memiliki kemampuan defensif terhadap serangan rudal permukaan ke udara portabel.
Sumber itu mengatakan Rusia mungkin menawarkan diskon besar dan skema pembayaran panjang.
Baru-baru ini, Duta Besar Filipina ke Rusia Carlos Sorreta mengatakan Filipina mencari untuk membeli peralatan militer dan teknologi dari Rusia.
Duta besar mengatakan para pejabat pertahanan Filipina telah menetapkan jenis peralatan yang mereka butuhkan untuk pertahanan internal dan kontraterorisme.
“Filipina telah mendapatkan senjata yang diinginkan karena beberapa negara tidak percaya kita bisa menggunakan sistem teknologi tinggi atau karena persyaratan yang spesifik negara tertentu,” katanya.
Satu-satunya negara dengan teknologi militer yang tersedia dan mau untuk menjualnya adalah Rusia. “Mereka percaya bahwa kita akan menggunakan ini sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional,” katanya.
Pembicaraan dengan Rusia berkembang setelah Duterte bertemu dengan Duta Besar Rusia Khovaev di Davao City beberapa hari setelah pemilu 9 Mei.