F-104 Starfighter terlahir 60 tahun lalu dan pesawat terakhir sudah pensiun dari layanan pada tahun 2004. Dirancang untuk mencegat dan menembak jatuh pesawat tempur Pakta Warsawa pada 1950-an, Starfighter dibangun dengan satu kemampuan khusus: kecepatan.
“Tajam bagai pisau belati,” demikian Lockheed menyebutnya. Dengan sayap tipis tujuh kaki yang tidak menghasilkan banyak hambatan, F-104 adalah pesawat tempur pertama yang mampu menembus kecepatan 2 Mach.
Jerman sangat menyukai pesawat ini hingga memerintahkan lebih dari 1.000 pesawat dan membuatnya sebagai tulang inti Luftwaffe dari era 1970-an
F-104 Starfighter akhirnya digantikan oleh pesawat yang lebih fleksibel, seperti Lockheed Martin F-16 Fightig Falcon yang kemudian menjadi jet tempur yang paling populer di dunia. F-104 Starfighter terakhir keluar dari jalur perakitan Lockheed lebih dari 35 tahun yang lalu.
Namun hari ini, pintu kubur Starfighter terbuka dan ada kesempatan untuk pesawat yang menyerupai pesawat roket ketika dilahirkan 60 tahun lalu dilahirkan kembali.
Saat ini telah berkembang banyak perusahaan swasta yang menawarkan peluncuran mikro satelit ke angkasa luar. Beberapa nama seperti Rocket Lab, Space Systems Vector, dan Space Systems Firefly adalah pemain awal di bidang ini. Mereka diyakini akan mulai menggoyang industri luar angkasa.
Salah satu yang terkecil dari segelintir perusahaan ini adalah CubeCab. Perusahaan ini masih baru hingga di situsnya bahkan tidak mencantumkan alamat fisik.
CubeCab memiliki rencana untuk menghidupkan kembali Lockheed F-104 Starfighter sebagai kendaraan peluncuran untuk mengangkut mikrosatelit ke ruang angkasa mereka yang ditawarkan ke masyarakat. Satelit itu disebut CubeSat..
Rencana yang disusun adalah bekerjasama dengan perusahaan Starfighters, Inc Florida, yang memiliki sekitar setengah lusin armada Starfighters direkondisi. CubeCab akan mengemas satelit CubeSats untuk pelanggan dalam roket dengan berat sekitar 22 pon.
Setiap roket pembawa CubeSat akan ditempatkan ke salah satu tiang senjata sayap Starfighter.
Sebagaimana ditulis Foo.com Senin 19 September 2016, sebuah Starfighter dengan membawa satelit ini akan diluncurkan dan terbang “profil penerbangan parabola dari ketinggian 60.000 ke utara sampai 100.000 kaki di atas tanah. Di puncak rute itu, Starfighter akan menembakkan roket untuk mengirimkan satelit ke orbital. Setelah misi selesai Starfighter akan kembali ke Bumi, mengisi bahan bakar dan meluncurkan microsat berikutnya.
Chief Operating Officer CubeCab Dustin Still berharap pihaknya bisa memberikan pelayanan cepat dengan meluncurkan satelit 30 hari sejak pesanan datang.
Meskipun CubeCab tidak perlu membanagun pangkalan khusus, peluncuran roket atau booster, masih perlu untuk menyelesaikan pembangunan pengiriman roket on-board. Setidaknya pada tahun 2018 mereka baru siap untuk meluncurkan satelit mikro.
tahun yang sama untuk Space Vektor juga memulai peluncuran dan sekitar satu tahun setelah Rocket Lab memulai operasi. Sekitar waktu yang sama, Richard Branson Virgin Galactic harus mulai peluncuran uji jasa pengiriman mikrosatelit sendiri yang dikenal sebagai LauncherOne.
CubeCab mengatakan hanya butuh sekitar US$ 1 juta untuk mengakuisisi Starfighter yang akan digunakan dan itu mungkin US$ 1 juta tambahan untuk rekondisi guna cocok sebagai platform peluncuran.
CubeCab berencana untuk menarik biaya “hanya US$250.000 per peluncuran CubeSat. Jadi investasi untuk membeli Stratfighter mungkin bisa dilunasi dalam waktu kurang dari selusin peluncuran.
Adapun saingan CubeCab yang merupakan perusahaan besar sedang mengembangkan kendaraan yang benar-benar baru untuk menempatkan satelit di orbit, dan sesuai, pengisian lebih banyak untuk layanan (bahkan jika tidak begitu banyak seperti SpaceX atau Lockheed).
Di sisi lain, sebagian besar rival ini juga mengembangkan peluncur lebih kuat yang mampu menempatkan satelit lebih besar ke orbit.