Maskapai asal Malaysia, AirAsia, dikabarkan bakal memesan sebanyak 100 unit pesawat jet dari Airbus jenis A321 dalam pameran dirgantara Farnborough Air Show di Hampshire, Inggris, yang digelar pada 11-17 Juli 2016.
Sumber terdekat rencana bisnis ini seperti dilansir Bloomberg, mengabarkan kesepakatan itu diumumkan pada hari kedua Farnborough Air Show.
Dua tahun lalu, di ajang yang sama, Chief Executive Officer AirAsia Group Tony Fernandes, 52, pernah membeli 50 unit pesawat Airbus A330-900neo. Dan dalam diskusi pribadi, kata si sumber, pembelian kali ini adalah pesawat neo A321, pesawat terbang narrow-body yang memiliki harga US$126 juta per unit alias Rp1,64 triliun (estimasi kurs Rp13.109 per USD). Adapun taksiran biaya keseluruhannya mencapai US$12,57 miliar ekuivalen Rp164,78 triliun.
Namun sambung si sumber, pihak pembeli yaitu AirAsia sedang membahas negosiasi diskon dengan produsen asal Toulouse, Prancis, tersebut. Pembelian 100 unit Airbus A321s ini dikabarkan untuk menyiapkan langkah mengepakkan sayap bisnis AirAsia ke India.
Rencana pembelian ini langsung mengerek saham Airbus yang naik 1,55 euro atau 3,2% ke 50,58 euro di Bursa Paris, di mana sebelumnya mereka kehilangan sekitar 17% pada tahun ini. Begitu pula AirAsia yang naik 1,9% dalam perdagangan di Kuala Lumpur, atau naik dua kali lipat pada 2016 ini.
Tony Fernandes, saat ini memiliki 304 unit pesawat dan 76 twin-aisle jet dalam jajaran armada mereka. Penambahan armada ini seiring dengan lonjakan perjalanan udara di seluruh dunia dan persaingan bisnis dirgantara di Asia.
Sebelumnya, pada 2013, PT Lion Air Mentari Airlines memesan 234 pesawat dari Airbus. Hanya saja, markas AirAsia di Sepang, Malaysia, menolak memberi komentar soal pembeliaan 100 unit Airbus A321s.
Peta bisnis penerbangan di Asia memang sedang sengit. Asosiasi Transportasi Udara Internasional mencatat India mengalami pertumbuhan 20 persen dalam perjalanan udara. Sementara Tiongkok tumbuh 10% dan Amerika Serikat naik 5%. Hal ini membuat maskapai asal India, IndiGo pada tahun lalu menganggarkan dana US$27 miliar untuk membeli 250 unit pesawat Airbus, suatu pembelian terbesar dalam satu dekade. Adapun China dengan bendera China Southern Airlines Corps merupakan maskapai terbesar di kawasan Asia Timur dengan jumlah armada lebih dari 600 pesawat.