Maskapai Sriwijaya Air membuka rute terjadwal empat kota di Tiongkok akhir tahun ini setelah sebelumnya menerbangi Negara Tirai Bambu dengan sistem tidak terjadwal (charter).
Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Group dalam diskusi di Jakarta, Selasa mengatakan empat kota yang akan diterbangi, di antaranya Denpasar-Hangzhou pulang pergi, Denpasar-Nanjing pp, Denpasar-Wuhan pp, dan Denpasar-Changsa pp.
Penerbangan tersebut menggunakan pesawat Boeing 737-800 NG, berkapitas 185 seats, dan dilayani satu hari sekali. “Ini salah satu bentuk dukungan Sriwijaya Air dalam menyukseskan kunjungan wisatawan mancanegera ke Indonesia,” kata Agus.
Dia menambahkan selama satu tahun Sriwijaya Air mendatangkan sekitar 500.000 wisatawan asal China ke Indonesia. “Adanya penerbangan ke Tiongkok milik Sriwijaya Air menjadikannya sebagai satu-satunya maskapai Indonesia yang menerbangi rute Tiongkok terbanyak dibandingkan maskapai lain,” katanya.
Selain itu, Agus mengaku pihaknya semakin mantap untuk terus memberikan kontribusinya dalam membantu mensukseskan program pemerintah di bidang pariwisata.
Untuk itu, awal Juli 2016, dia mengatakan, Sriwijaya Air akan kembali mendatangkan dua unit pesawat Boeing 737-800NG yang akan memperkuat alat produksinya untuk mendukung ekspansi rute penerbangan, selain ke Tiongkok juga ke beberapa rute penerbangan domestik seperti Sampit dan Muara Bungo.
Adapun, selama dua tahun ini Sriwijaya Air telah melayani rute-rute Tiongkok, di antaranya Denpasar-Chengdu pp, Denpasar-Nanning pp, Denpasar-Wuhan pp, Denpasar-Meixian pp, Denpasar-Nanjing pp, Denpasar-Shanghai pp, Denpasar-Hangzhou pp, Denpasar-Ningbo pp, Denpasar-Nanchang pp, Denpasar-Changsa pp, Denpasar-Wuxi pp, Denpasar-Fuzhou pp, Denpasar-Jinjiang pp, Denpasar-Chongching pp, dan Denpasar-Guangzhou (Canton) pp.
Selain memaksimalkan potensi rute penerbangan ke Tiongkok, Sriwijaya Air juga akan melayani salah satu penerbangan rute Internasional ke Timur Tengah, terutama untuk tujuan Jeddah. “Ini pangsa pasar baru buat Sriwijaya Air, kami sangat yakin akan tingginya permintaan pasar menuju Jeddah, untuk tujuan umrah,” katanya.
Menurut Rencana, lanjut dia, penerbangan ke Jeddah baru bisa dilaksanakan akhir 2017, karena perlu banyaknya persiapan alat produksi, perizinan, dan persiapan infrastruktur di Indonesia maupun di Jeddah. “Rute penerbangan ini akan dilayani melalui beberapa kota di Indonesia, selain dari Jakarta, seperti Medan dan Pekanbaru,” katanya.
Sedangkan pesawat yang akan digunakan dalam melayani penerbangan umroh adalah pesawat berbadan lebar yang belum ditentukan jenis pesawatnya saat ini. (Antara)