Mesin pesawat telah melakukan evolusi yang sangat panjang. Dari mesin sederhana yang diciptakan sekitar tahun 1912 hingga mesin dengan kemampuan dahsyat di era sekarang. Dan inilah jalur evolusi mesin pesawat
Rotary Radial Engines
Pembuat mesin awal mengembangkan metode untuk menyediakan pendingin udara yang memadai dengan merancang konfigurasi di mana poros engkol tetap menyatu di badan pesawat ketika seluruh crankcase dan silinder diputar. Konsep ini dirintis oleh para insinyur otomotif Prancis Louis dan Laurent Seguin, yang mendirikan “Société des Moteurs Gnome” di Gennevilliers, dekat Paris, pada tahun 1905. Setelah merger dengan “Société des Moteurs Le Rhône” pada tahun 1912, mesin “Gnome et Rhône ” terbang ke mana-mana selama Perang Dunia I, baik digunakan pesawat Sekutu atau Jerman.
Variable-Pitch Propellers
Kemampuan untuk mengubah pitch propeller blade dalam penerbangan memungkinkan kinerja yang lebih baik dalam memanjat dan efisiensi mesin yang lebih besar. Hamilton Standard mengembangkan sistem praktis pertama untuk mengubah sudut blade dalam penerbangan dan diperkenalkan ke layanan komersial pada Douglas DC-1 pada tahun 1933. Pengembangan lebih lanjut menggabungkan electrically dan hydraulically-actuated variable-pitch systems serta perkembangan akhir constant-speed controllable pitch propeller di mana governor akan secara otomatis menyesuaikan dengan peningkatan kecepatan. Komponen kunci dari sistem ini adalah:
1) Governor 2) Blade Plug 3) Auxiliary Oil Connection 4) Governor Drive 5) Spider Arm 6) Governor Oil Line 7) Blade-to-Barrel Oil Seal 8) Cam Shaft 9) Cam Rollers 10) Thrust Bearing Assembly 11) Dome Plug 12) Dome Shell 13) Piston 14) Distributor Valve 15) Cam Bearing 16) Stationary Cam 17) Rotating Cam 18) Blade Gear Segment 19) Front Barrel Half 20) Rear Barrel Half 21) Propeller Reduction Gear 22) Engine Nose Section.
Turbosuperchargers
Menjelang akhir Perang Dunia I ilmuwan mesin menemukan bahwa kekuatan mesin piston pada sea level dapat secara signifikan didorong oleh pra-mengompresi udara sebelum itu tertelan ke dalam mesin, biasanya dengan kompresor sentrifugal. Sistem ini juga memunculkan kompensasi untuk efek penurunan densitas udara dengan ketinggian, sehingga mencegah tingkat daya menurun saat pesawat naik. Mesin pertama Liberty yang dilengkapi dengan turbosupercharger dasar, mirip dengan yang diuji pada tahun 1918 oleh tim General Electric yang dipimpin oleh Sanford Moss.
Liquid-Cooled Powerplants
Untuk drag lebih rendah dan kecepatan yang lebih tinggi, beberapa mesin piston yang dikonfigurasi dengan silinder diatur berurutan, bukan radial. Pendinginan oleh udara menjadi sebuah tantangan sehingga desainer memilih menggunakan sistem liquid-cooling. Pengembangan mesin piston liquid-cooled mencapai puncaknya pada tahun 1940 ketika powerplants seperti ini Rolls-Royce Merlin diproduksi dan ribuan digunakan untuk mesin pesawat tempur, pengebom dan pesawat angkut selama Perang Dunia II.