Pilot Air France melakukan mogok kerja selama empat hari terkait pemotongan gaji yang dilakukan maskapai itu. Aksi ini dikhawatirkan dapat mengganggu rencana transportasi para penggemar sepak bola pada hari kedua Piala Eropa, Sabtu (11/6/2016).
Air France, bagian dari kelompok bisnis Prancis-Belanda, Sabtu, menyatakan bahwa pihaknya memperkirakan lebih dari 25% pilotnya mogok kerja. Serikat Nasional Pilot Pesawat (SNPL) menyebutkan 70% pilot tidak muncul.
“Saya dengar pagi ini Presiden SNPL menyebutkan bahwa 70 persen pilot yang akan mogok. Perkiraan kami hari ini 25 persen pilot yang akan ikut ambil bagian dalam gerakan tersebut,” kata Frederic Gagey selaku Direktur Eksekutif Air France kepada radio RTL.
Dalam pernyataannya, Air France, Sabtu, mengatakan bahwa pihaknya mengoperasikan 83 persen pesawat – 93 persen penerbangan jarak jauh dari Paris, 91 persen penerbangan domestik, dan 73 persen jarak menengah dari Bandar Udara Charles de Gaulle, Paris.
Untuk hari Minggu, Air France memperkirakan 27% pilot akan mogok dan pihaknya mengoperasikan 80 persen jadwal penerbangan.
Juru bicara Air France kepada Kantor Berita Reuters memperkirakan aksi ini akan berlanjut hingga Senin mendatang.
Maskapai tersebut menyatakan akan berupaya memastikan gangguan minimal terhadap pelayanan penerbangan ke kota-kota tuan rumah pertandingan sepak bola Piala Eropa 2016.
Gagey, Kamis lalu, mengatakan bahwa empat hari pemogokan atas pemotongan gaji membebani biaya sekitar lima juta Euro (US$5,65 juta) per hari.
Pemogokan dilakukan oleh SNPL yang mewakili lebih dari separuh pilot pesawat udara dan SPAF yang mewakili seperempat pilot setelah negosiasi pekan ini menemui jalan buntu. “Daripada berdebat soal jumlah pilot mogok, kita akan lebih suka berada di meja perundingan,” kata juru bicara SNPL Emmanuel Misralli.
Kepada RTL, Gagey mengatakan bahwa pintunya selalu terbuka, namun dia menyatakan, “Saya tidak akan menegosiasikan apa yang tidak bida dinegosiasikan.”
Pemogokan para pilot terjadi di tengah pekan unjuk rasa nasional menentang rencana reformasi undang-undang ketenagakerjaan yang ketat di Prancis, memblokir kilang, menggangu perjalanan kereta wisata, dan meninggalkan sampah-sampah yang menumpuk di jalanan Paris.