Qatar Airways membatalkan pembelian Airbus A320neo pertama dan mempertimbangkan untuk membatalkan pembelian lima pesawat yang lain jika masalah yang dihadapi buntu tanpa ada penyelesaian
Chief eksekutif Qatar Airways Akbar Al Baker mengatakan maskapai terbesar kedua di Timur Tengah menolak untuk mengambil pengiriman versi terbaru dari Airbus sejak akhir tahun dengan alasan mesin jet buatan Pratt & Whitney yang digunakan kinerjanya tidak sesuai kontraknya.
“Kami akan berjalan menjauh dari pesawat berikutnya jika masalah ini tidak diselesaikan,” kata Al Baker kepada wartawan di Dublin dalam pertemuan International Air Transport Association (IATA) sebagaimana dikutip Gulf News Jumat (03/06/2016)
Jika Qatar Airways terus berjalan menjauh dari program ini maka akan menjadi pukulan signifikan untuk Airbus dan kepercayaan pada program A320neo  Lima A320neo bernilai US$536,5 juta adalah bagian dari kontrak pembelian.
Al Baker mengatakan pada bulan April bahkan ia sedang mempertimbangkan membatalkan seluruh pesanan hingga 80 Airbus A320neo senilai US$6,4 miliar dan pada hari Jumat dia mengatakan telah membuka diskusi dengan produsen pesawat Boeing yang menjadi pesaing utama Airbus.
“Hal ini membuat dampak besar pada bottom line saya,” katanya, menambahkan bahwa ia telah bertemu dengan kepala eksekutif Airbus Fabrice Bregier pada hari Kamis untuk mencari jalan keluar dari masalah ini.
Bregier mengatakan kepada Gulf News bahwa ia yakin bisa menyelesaikan masalah dan meningkatkan produksi di batch kedua untuk memenuhi komitmen pengiriman. Dia menolak berkomentar ketika ditanya apakah ia khawatir Qatar Airways bisa membatalkan seluruh pesanan.
Ditanya apakah masalah kinerja telah merusak hubungan lama Qatar Airways dengan Airbus, Al Baker mengatakan bahwa hubungan telah “memburuk”
Masalah-masalah dengan Qatar Airways juga bisa memiliki konsekuensi lebih lanjut untuk pelanggan lain Airbus. Al Baker mengatakan ia akan berbagi informasi dengan British Airways induk dari International Airlines Group (IAG), yang memiliki pesanan untuk 20 A320neo tetapi belum mengumumkan mesin apa yang akan dipilih. Qatar Airways memiliki 15,01 persen sahap di IAG.
Qatar Airways juga menghadapi penundaan pada pengiriman dari A350-900, pesawat jarak jauh yang bersaing dengan Boeing 787 Dreamliner dan lebih besar dari 777.
Dalam kontrak Airbus memiliki kewajiban untuk memberikan “hampir sepuluh” A350 ke Qatar Airways tahun ini dan “kami akan menuntut mereka memenuhi kewajiban kontrak,” katanya.
Penundaan A350 telah menyebabkan gangguan jaringan Qatar Airways ‘dengan maskapai mendorong mundur peluncuran penerbangan Doha-Auckland ke awal tahun depan dan menata kembali frekuensi rute dari Doha-Adelaide karena persyaratan armada.