Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) menghibahkan senilai US$700.000 atau senilai Rp9,55 miliar untuk mengembangkan sistem keselamatan penerbangan di Kawasan Timur Indonesia.
Manajer Regional Asia USTDA Mark J Dunn saat ditemui usai Seminar Kelompok Kerja Penerbangan Indonesia-AS di Kemenhub, Jakarta, Kamis mengatakan jangka waktu kerja sama tersebut selama empat tahun.
“Selain menyumbangkan berupa dana, kami juga akan mengirimkan sejumlah personel sebagai asistensi teknis (technical assistance),” ucapnya seperti dikutip Antara, Kamis (2/6/2016).
Dunn berharap asistensi teknis bisa berjalan cepat, sekira sembilan atau 12 bulan bisa selesai.
Dia menjelaskan hibah tersebut akan digunakan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub untuk merekrut kontraktor dari perusahaan yang akan memberikan asistensi teknis.
“Mereka (perusahaan) akan bekerja di bawah arahan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,” ujarnya.
Terkait jumlah personel, Dunn mengatakan pihaknya belum menentukan untuk saat ini, tergantung kepada perusahaan Amerika Serikat yang akan ditunjuk untuk menjalankan tugas tersebut.
“Perusahaan-perusahaan tersebut bisa memilih untuk bergabung dengan perusahaan lokal (Indonesia) menjadi tim,” tuturnya.
Dunn mengatakan bantuan tersebut bukan yang pertama kalinya diberikan tahun ini, pada 2011 atau 2012 juga pihaknya juga pernah memberikan bantuan yang sama untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.