Kecelakaan maskapai penerbangan EgyptAir di atas Laut Mediterania berbuah isu keselamatan penerbangan bagi wisatawan yang terbang dari dan ke Mesir. Padahal, EgyptAir adalah salah satu maskapai penerbangan dunia dengan tingkat kecelakaan terendah.
Soal keselamatan, EgyptAir menempati peringkat ke-29 dari 400 maskapai penerbangan di dunia. Peringkat ini didapat dari jumlah insiden kecelakaan yang terjadi.
Seperti dihimpun kantor berita Prancis, Le Parisien, sejak kecelakaan pesawat pertama di dunia terjadi pada 1918, EgyptAir menempati peringkat 29 dari deretan maskapai penerbangan dengan tingkat keselamatan terbaik dihitung dari angka kecelakaan yang terjadi.
Mengutip situs Egyptindependent.com, Minggu (22/5/2016), AirFrance total mengalami kecelakaan 131 kali, American Airlines sebanyak 53 kali, dan KLM sebanyak 57 kali. Sedangkan EgyptAir mengalami kecelakaan hanya sebanyak 14 kali dalam periode yang sama.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Airline Ratings, perusahaan asal Australia yang khusus mengevaluasi 400 maskapai di dunia, EgyptAir mendapatkan angka cukup tinggi soal keselamatan pesawat. Maskapai penerbangan tersebut mendapatkan skor 5/7, serta 4/7 soal kualitas pelayanan.
EgyptAir adalah salah satu maskapai penerbangan tertua di dunia, yang mulai beroperasi pada 1932 serta tergabung dalam Star Alliance. Meski begitu, EgyptAir tak pernah masuk dalam daftar perusahaan maskapai penerbangan besar di dunia. Kondisi perekonomian Mesir dan revolusi yang terjadi pada Januari 2011 lalu menjadi salah satu penyebabnya.
Pada Oktober 2015, terjadi insiden kecelakaan pesawat yang kontroversial. Pesawat jet asal Rusia, Metrojet, disinyalir sengaja dijatuhkan. Sebanyak 224 korban jiwa jatuh di kota pesisir Laut Merah, Sharm el-Sheikh. Pemerintah Rusia kemudian melarang EgyptAir masuk ke dalam teritorial Rusia.
Padahal, EgyptAir hanya mengalami enam kali kecelakaan sejak 1985. Pertama adalah pada 24 November 1985, dalam penerbangan Athena menuju Kairo. Pesawat tersebut dibajak tiga orang sehingga jatuh di Malta.
Terakhir, yang baru saja terjadi, pada 18 Mei 2016 pesawat rute Paris-Kairo hilang dari radar di atas Laut Mediterania tepatnya antara Yunani dan Mesir. Tim SAR Mesir kemudian menemukan potongan badan pesawat yang membawa 66 penumpang di perairan tersebut. (Sumber: Kompas)