Seorang pramugari dalam penerbangan EgyptAir MS804 jatuh di Laut Mediterania diketahui memposting gambar aneh di laman facebooknya yang berhubungan dengan pesawat jatuh di laut.
Gambar itu menampilkan seorang pramugari keluar dari lautan dengan latar belakang reruntuhan pesawat yang jatuh di tengah laut di belakangnya.
Gambar itu dibagikan oleh Samar Ezz Eldin, salah satu kru kabin dalam penerbangan nahas pada 19 Mei 2016 itu.
Gambar menampilkan pesawat dengan hidung di dalam air dan pramugari berjalan santai keluar dari laut membawa kopernya.
Gambar tersebut diunggah Ezz Eldin di Facebook pada September 2014, dua bulan setelah Malaysia Airlines penerbangan MH17 ditembak jatuh di Ukraina Timur.
Sejumlah 66 penumpang dan kru diyakini tewas saat Egypt Air MS804 jatuh di Laut Mediterania. Tidak ada panggilan marabahaya dikeluarkan sebelum pesawat itu menghilang dari kontak radar di tengah cuaca yang cerah pada Kamis dini hari itu.
Sejumlah ahli mengkhawatirkan pesawat jurusan Paris ke Kairo itu jatuh ke laut akibat serangan teroris.
Tidak ada bukti pendukung yang menunjukkan bahwa Ezz Eldin kemungkinan bertanggung jawab atas bencana di udara itu. Namun sejumlah pakar penerbangan terkemuka menaruh perhatian pada dugaan pesawat EgyptAir telah sengaja dijatuhkan oleh orang dalam yang bisa jadi anggota staff penerbangan.
Mike Vivian, mantan kepala operasional penerbangan untuk Otoritas Penerbangan Sipil Prancis, mengatakan telah muncuk kekhawatiran yang kuat adanya seseorang di dalam pesawat atau di bandara yang membantu melancarkan serangan teror mengerikan tersebut.
“Itu merupakan kekhawatiran utama. Ini signifikan dengan adanya temuan intelijen bahwa banyak dari orang-orang yang bekerja di Bandea Charles de Gaulle Paris, telah dicabut dari pass mereka untuk bisa memasuki airside karena dugaan teradikalisasi,” kata dia, seperti dikutip Mirror, Sabtu (21/5/2016).
“Pertanyaan yang harus muncul adalah bagaimana mereka masuk di tempat utama dan lolos dari screening. Ini kian menguatkan dugaan adanya keterlibatan pekerja bagian dalam bandara jika benar ini serangan teror.”
Vivian mengaku ia cukup meyakini dugaan bahwa pesawat jatuh karena pembajakan.
Dia juga menekankan, kendati keamanan ruang cockpit kian diketatkan sejak peristiwa pembajakan 9/11 di New York, bukan berarti ruang itu lantas 100% aman 100%.
Seorang analis penerbangan mengklaim, adanya gerakan pesawat berbelok arah dengan tajam sebelum hilang dari pantauan radar, bisa menjadi indikasi adanya sesuatu yang terjadi di cockpit.
Namun pakar lainnya juga mengkhawatirkan adanya bom yang ditanamkan di pesawat sebelum pesawat itu tiba di Paris–mirip dengan kejadian meledaknya pesawat Pan Am Flight 103 di atas Lockerbie pada 1998.
Ini sejalan dengan fokus lain dalam dugaan jatuhnya EgyptAir terkait dengan kelompok al Qaeda di Semenanjung Arab sebagai tersangka utama dalam tragedi tersebut.
Mantan investigator kecelakaan udara Inggris, Phil Giles berkata: “Ini benar-benar sebuah misteri. Tapi dari sejumlah fakta awal, memang kuat kemungkinan sebuah peledak telah ditanamkan di pesawat di bandara sebelumnya, seperti dalam insiden Lockerbie. Tapi mungkin juga peledak diselundupkan ke pesawat di Paris walaupun sistem keamanan di sana sangat ketat. Kita mungkin bisa lebih fokus pada staff sisi udara untuk penyelidikan selanjutnya.”
Namun analis penerbangan lainnya, Paul Charles lebih menyoroti gerakan tiba-tiba pesawat yang mengarah pada sesuatu yang terjadi pada cockpit.
“Tidak begitu penting menaruh perhatian pada adanya peledak atau tidak dalam peristiwa itu. Yang paling jelas, adalah adanya gerakan ekstrem pesawat dari jalur terbangnya yang dilakukan oleh pilot. Ini berarti ada sesuatu tidak beres dari cockpit.”