Keteledoran sopir bus Lion Air membawa penumpang penerbangan internasional ke terminal domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta berbuntut panjang. Hingga Senin (16/5/2016) ternyata masih ada empat penumpang Lion Air lolos masuk ke Indonesia tanpa pemeriksaan imigrasi.
“Ada 16 yang keluar dari Terminal 1. Sebanyak 12 penumpang sudah melapor, tapi ada empat yang belum yakni tiga WNI dan satu WNA Hongaria,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suprasetyo di Kantor Kemenhub, Senin (16/5).
Menurut Kemenhub, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 61/2015, persoalan penumpang tersebut menjadi tanggung jawab maskapai pengangkut penumpang. “Jadi airlines harus membawa penumpang sampai ke Imigrasi,” kata Suprasetyo.
Terkait 1 WNA Hongaria yang masuk ke Indonesia tanpa proses pemeriksaan imigrasi itu, Kemenhub sudah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Hongaria di Indonesia untuk melacak keberadaannya.
Namun keterangan berbeda terlontar dari Direktur Operasional dan Airport service Lion Air Daniel Putut. Menurutnya, 182 penumpang pesawat JT JT 161 Singapura-Jakarta, termasuk 16 penumpang yang keluar dari Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta sudah diantar ke Terminal 2 untuk pemeriksaan imigrasi. “Sudah semua. Tetap [melalui] imigrasi,” kata Daniel.
Kesalahan prosedur sopir bus Lion Air yang mengantar penumpang JT 161 Singapura-Jakarta juga berujung PHK karyawan. Lion Air memecat sopir bus dan group leader selaku atasan sopir bus yang menginstruksikan ke mana sopir harus mengantar penumpang.
“Karena totally kesalahan driver, yang bersangkutan sudah kami kasih sanksi dan dirumahkan karena kesalahan beliau,” kata Regional Manager International Lion Air, Anggara Triyana.
Anggara enggan mengungkap identitas dua karyawannya yang telah dipecat. Dari kejadian ini, dia berjanji untuk memperbaiki prosedur operasi standar (SOP) berikut koordinasi antarpetugas di setiap bandara. “Ini jadi pelajaran buat kami. Kami akan investigasi internal dan memperbaiki SOP yang sudah ada,” tutur Anggara.
Anggara sebelumnya menjelaskan hal yang telah terjadi di sisi darat saat semua penumpang masuk ke bus tersebut. Awalnya, ada informasi pesawat JT 161 akan mendarat di Remote 51. Sebelum ada pesawat JT 161, terdapatpesawat Lion Air lainnya dari Singapura yang mendarat di sana.
“Namun, totally ini driver bus yang salah informasi. Dia mendapatkan informasi awal bahwa akan ada landing di Remote 54 dan Remote 56. Remote 54 akan ada landing dari Singapura, yang satu lagi dari Padang,” ujar Anggara.
Adapun driver bus menerima perintah dari group leader yang mengarahkan ke mana driver harus menjemput penumpang. Sebelum mengangkut penumpang dari JT 161, driver itu diarahkan untuk mengantar penumpang dari pesawat JT 157 asal Singapura. Saat itu, dia mengantar penumpang ke tempat yang tepat, yakni di kedatangan internasional di Terminal 2.
Kemudian driver itu kembali ke Remote 56 dan mendapat informasi awal akan ada landing dari Padang. Kebetulan di area Remote 51 landing Singapura. “Beliau berasumsi, itu pesawat landing dari Singapura. Itulah totally kesalahan driver,” ucap Anggara.
Driver itu mengangkut penumpang JT 161 bersama tiga bus lainnya. Lantaran si sopirbus mengira dia mengangkut penumpang dari Padang, ia pun mengangkut penumpang ke Terminal 1. Dari empat bus yang mengantar penumpang pesawat JT 161, hanya satu bus yang keliru, yang dikendarai oleh driver tersebut.
“Penumpang yang nyasar ke Terminal 1 hanya satu bus. Dari 182 penumpang itu, kami bagi empat menjadi 30 sampai 40 penumpang. Kami tidak tahu pasti ada berapa penumpang di dalam bus,” sebut dia. (SUMBER: Kontan)