Burung acapkali menabrak pesawat. Menurut sebuah studi, tidak semua burung bisa menimbulkan kerusakan serius terhadap bodi pesawat.
Bird Strike Committee USA, sebuah komunitas yang mengamati bahaya satwa liar terhadap penerbangan, membuat penelitian tentang dampak tumbukan burung terhadap pesawat. Angsa Kanada seberat 5,4 kilogram yang terbang dengan kecepatan 150 meter per jam menghasilkan kekuatan setara dengan benda 454 kilogram yang dijatuhkan dari ketinggian tiga meter.
Selain ukuran burung dan kecepatan tumbukan, posisi bodi pesawat yang tertabrak juga memengaruhi risiko kerusakan.
Jika burung sampai tersedot ke dalam mesin, mesin akan tertutup dan tak berfungsi. Pesawat masih mampu terbang dengan mesin tunggal dan mendarat, namun tergantung pada keahlian pilot. Dia harus dapat menempatkan pesawat di suatu tempat aman, meskipun perjalanan akan sangat tidak nyaman bagi penumpang.
“Rasanya seperti kami terbang dalam badai benar-benar buruk, tapi tidak ada badai,” jelas Lauren Albrighton 18 tahun yang bepergian pada Ryanair yang ditabrak burung pekan lalu.
Ryanair terpaksa kembali ke Manchester beberapa saat setelah lepas landas. Padahal, tujuan pesawat itu adalah Spanyol.
“Ada getaran cukup serius saat lepas landas dan kami tampaknya belum terbang terlalu tinggi, jadi aku tahu ada sesuatu yang salah sangat awal,” kata Jac Lee, penumpang lain.
Jika burung menabrak kaca, kanopi, bodi atau bahkan sayap pesawat, itu bisa menghancurkan lubang dan mengganggu tekanan udara di dalam pesawat. Dalam situasi tersebut, gangguan listrik atau sistem penerbangan-penting lainnya akan terganggu. Keterampilan pilot dalam menempatkan pesawat turun dengan cepat dan aman juga sangat dibutuhkan.