Apakah anda tahu sebuah pesawat A350 Airbus membutuhkan kabel sepanjang 500 kilometer, belum lagi puluhan pipa dan saluran hidrolik, semua di tempat dalam 60.000 braket. Salah di beberapa atau bahkan satu titik jelas jadi masalah serius.
Pertanyaannya bagaimana memastikan bahwa semua telah terpasang dengan benar? Bagaimana meneliti puluhan ribu titik itu untuk memastikan semua sesuai tempatnya?
Untungnya ada sebuah teknologi bernama augmented reality (AR) yang bisa mempercepat proses rumit ini. Sebelum ada AR, proses pengecekan membutuhkan waktu beberapa minggu sekarang lebih cepat.
“Dulu waktu sekitar tiga minggu untuk tim inspecting memeriksa semua braket berada di posisi yang tepat,” kata Nicolas Chevassus dari bagian Inovasi Aribus EADS sebagaimana dikutip News Scientist Rabu (02/03/2016). “Sekarang itu hanya membutuhkan waktu kurang dari tiga hari.”
Airbus juga sedang menguji sistem yang disebut Mira untuk membangun A350 kedua dan A380. Sekitar 1.000 pekerja di lokasi produksi di Eropa dan Amerika Serikat telah diberikan komputer tablet yang menjalankan software augmented reality ini.
Tekniknya cukup mengarahkan kamera tablet ke bagian peswat yang ingin dicek kemudian soft ware yang ada akan mencocokan dengan database yang ada. Jika ada masalah maka akan diberi peringatan untuk kemudian dibenarkan
Airbus juga menggunakan AR untuk memeriksa dikonfigurasi kontrol panel dengan benar. Setiap switch dan tombol yang perlu untuk dites yang disorot dengan kamera tablet ini.
Sistem berbasis tablet bekerja juga tetap bekerja dengan baik ketika satu atau dua orang perlu melihat apa yang ada di layar. Tapi jika tampilan perlu dilhat oleh beberapa insinyur untuk bisa melihat sekaligus, Airbus menggunakan alat proyeksi video.
Airbus berencana untuk memperkenalkan headset dalam dua sampai tiga tahun ke depan. Kira-kira ini mirip dengan headset Google Glass.
Peneliti Airbus juga mengembangkan pelatihan lingkungan virtual di mana pekerja perakitan dapat belajar bagaimana menempatkan bagian bersama-sama. Dalam tes terakhir, orang diajarkan cara merakit bagian pintu pesawat melalui Oculus Rift.
Headset akan menjadikan mereka melihat dan berinteraksi dengan sebuah pintu maya pada lingkungan yang sebenarnya. Para peneliti menemukan bahwa pelatihan campuran antara maya dan realitas ini sama efektifnya dengan pendekatan pelatihan normal di mana pekerja akan berinteraksi langsung.