Sejumlah investor dari Eropa dan China tertarik menghidupkan maskapai PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha BUMN, Aloysius K. Ro, mengatakan Kementerian BUMN belum menindaklanjuti tawaran tersebut.
Kementerian akan mengurus kelengkapan izin dari Kementerian Perhubungan seperti izin rute hingga izin operasi (Air Operator Certificate/AOC) sebelum menyanggupi tawaran investor dari China dan konsorsium Eropa.
“Kemudian kami harus berusaha untuk menghidupkan kembali izin-izin operasional dari Kementerian perhubungan,” kata dia, Senin (1/3/2016).
Kementerian BUMN juga akan meminta restu Komite Privatisasi untuk menyelamatkan Merpati. Setelah perizinan operasi dan restu pemerintah dikantongi, Kementerian BUMN baru akan menawarkan Merpati kepada investor secara terbuka. Meski membuka kesempatan bagi investor asing, Kementerian BUMN tidak melepas saham 100%.
Guna menghidupkan Merpati, Kementerian BUMN melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) menyiapkan dana segar Rp150 miliar. Dana segar dipakai untuk modal kerja awal sebelum ditawarkan ke investor. (Sumber: Detik)
