Tim investigasi kecelakaan pesawat A321 Rusia di Semenanjung Sinai, Mesir, memperpanjang periode investigasi selama beberapa bulan, sampai dengan 30 April 2016.
Seorang penyelidik yang terlibat menginvestigasi kasus ini mengatakan perpanjangan durasi penyelidikan itu kepada pengadilan Moskow, Kamis (18/2/2016).
“Sebuah keputusan telah dibuat untuk memperpanjang masa penyelidikan selama beberapa bulan, sampai dengan 30 April,” kata penyidik sebagaimana dilansir Sputnik International.
Pada 31 Oktober 2015, pesawat Rusia, Metrojet Airbus A321 jatuh di Semenanjung Sinai. Pesawat, yang membawa 224 orang, sedang menuju ke St. Petersburg dari kota resor Mesir Sharm El-Sheikh.
ISIS mengklaim menembak jatuh pesawat tersebut. Sebelumnya, seorang mekanik maskapai EgyptAir diduga menjadi pelaku yang meletakkan bom di pesawat Rusia Metrojet yang meledak di atas Sinai, Mesir, 31 Oktober 2015 lalu. Pelaku memiliki sepupu seorang anggota ISIS di Suriah.
Sejauh ini, keterlibatan pelaku yang belum diketahui namanya ini belum diungkapkan oleh pemerintah Mesir.
Sebelumnya Mesir menyatakan tidak menemukan bukti terorisme dalam kasus jatuhnya pesawat maskapai Rusia Metrojet nomor penerbangan 9268, yang menewaskan 224 orang dalam penerbangan dari Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg itu. Pesawat meledak di udara 23 menit usai lepas landas.
Sumber Reuters mengatakan bahwa mekanik tersebut telah ditahan, bersama dua orang polisi bandara dan seorang petugas koper, yang diduga membantu meletakkan bom di dalam pesawat.
“Setelah mengetahui salah satu anggotanya memiliki kerabat di bandara, ISIS memasukkan bom di dalam tas tangan seorang penumpang,” kata sumber Reuters. “Dia tidak boleh bertanya apa-apa dan diminta meletakkan bom di pesawat,” lanjut sumber.
Sementara dua polisi yang ditahan diduga tutup mata saat pelaku memasukkan bom ke pesawat. “Tapi ada kemungkinan mereka hanya tidak melakukan pekerjaan dengan benar,” ujar sumber itu.
Dia juga mengatakan, keempat orang tersebut belum didakwa hingga kini.