Perang Dingin memaksa negara-negara yang terlibat khususnya Amerika dan Rusia berpikir keras untuk mengembangkan senjatanya. Akibatnya sejumlah ide revolusioner pun muncul pada masa itu.
Salah satunya adalah pesawat sayap tetap yang dapat lepas landas secara vertikal atau Vertical Take-Off and Landing (VTOL).
Sebenarnya Jerman telah bermain-main dengan teknologi ini sebelum runtuhnya NAZI yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh negara-negara lain, termasuk Inggris dan Soviet. US Navy melihat potensi ini dan kemudian juga tertarik untuk mengembangkan pesawat tempur performa tinggi yang mampu lepas landas dari kapal kecil.
Lockheed dan Convair kemudian diberikan kontrak pada Mei 1951 untuk mengembangkan pesawat tempur VTOL yang cocok untuk mereka. Tapi proyek ini dipetikan pada tahun 1955 setelah menjadi menemukan fakta bahwa pesawat tempur VTOL terlalu lambat dan hanya pilot paling berpengalaman bisa terbang mereka.
Salah satu pesawat prototipe yang muncul kala itu adalah XFY Pogo yang dibangun Convair. Pesawat ini telah melakukan uji lepas landas dan mendarat secara vertikal.
Jauh berbeda dengan pesawat VTOL yang berkembang kemudian, XFY Pogo melakukan lepas landas dengan posisi ujung pesawat di atas. Jadi mirip dengan roket yang hendak diluncurkan ke angkasa luar. Pesawat ini benar-benar tidak memerlukan roda pendaratan karena saat mendarat pun juga akan berposisi kepala di atas.
Yang sulit untuk dijawab adalah bagimana kemudian mengubah pesawat yang melayang lambat dengan kepala di atas menjadi dalam posisi seperti pesawat biasa terbang? Untuk lebih jelas inilah video yang diambil ketika uji pada 18 Mei 1955.