Angkatan Laut Uni Soviet sejak awal memfokuskan diri untuk membangun kekuatan kapal selam sebelum kemudian memutuskan untuk untuk mengimbangi kemampuan kekuatan sayap udara armada kapal induk Amerika.
Soviet pada dasarnya bermaksud untuk mengulangi apa yang coba dilakukan Jerman di perang dunia yakni menaklukkan Eropa dengan memotong pasokan dari daratan Amerika. Hal ini menjadikan kekuatan kapal selam memang sangat penting.
Ketika masuk dalam persaingan kapal induk, Soviet minim pengalaman hingga semua dilakukan secara bertahap.
Mereka mulai dengan kapal penjelajah kelas Moskva yang akan memiliki dek besar untuk menyebarkan helikopter. Langkah berikutnya adalah membangun kapal penjelajah kelas Kiev yang dilengkapi dengan rudal anti kapal permukaan dan anti pesawat serta dek dengan ski jump untuk menyebarkan pesawat STOVL Yak-38.
Kapal penjelajah kelas Kuznetsov menjadi langkah berikutnya. Kapal penjelajah yang membawa pesawat ini tetap akan memiliki senjata berat seperti rudal udara dan rudal anti kapal. Tetapi dek kapal juga bisa untuk menyebarkan pesawat tempur bukan STOVL.
Langkah terakhir sebenarnya adalah pembangunan penjelajah berat kelsa Ulyanovsk dengan berat sekitar 90.000 ton dan akan didukung oleh reaktor nuklir. Ini akan dijadikan kekuatan untuk menantang Angkatan Laut AS di laut lpas.
Soviet lebih menyukai desain ski jump karena tidak memerlukan banyak pemeliharaan dan mudah untuk penyebaran sekaligus mengurangi tekanan pada epsawta.
Tetapi ski jump membutuhkan pesawat dengan karakteristik tertenu terutama harus memiliki daya dorong tinggi untuk rasio berat yang efektif. Jadi dua jet dipilih untuk digunakan operasional di kapal induk.
MiG-29K akan digunakan untuk misi serangan dan berfungsi sebagai mogok lapisan kedua dari pertahanan udara sedangkan Su-33 (Su-27K) akan digunakan untuk pertahanan udara saja. Sesuai kebutuhanini, Su-27 telah dimodifikasi dengan berbagai hal yakni:
- Larger Leading Edge Root Extensions (LERX),
- Mengubah canard untuk mengurangi jarak lepas landas dan kelincahan
- Sayap lipat horizontal stabilizers,
- Penguatan landing gear,
- Penguatan air frame,
- Mesin yang lebih bagus
- Control surfaces lebih luas,
- Pengait tali untuk pendaratan
- Pengisian bahan bakar di udara
Program kapal induk Rusia mengalami sejumlah perubahan selama program berjalan. Perubahan terakhir membuat Flanker Angkatan Laut jadi satu-satunya jet tempur yang akan ditempatkan di kapal induk.
Diputuskan bahwa hanya Su-33 yang akan dibeli dan program MiG-29K akan ditutup. Pesawat ini nanti akan melayani di kapal penjelajah kelas Kuznetsov dan Ulyanovsk yang masih di bawah konstruksi.
Uni Soviet kemudian mulai menunjukkan tanda-tanda keruntuhan ekonomi pada akhir 1980-an. Banyak program pertahanan yang digulung. Dan akhirnya hanya 24 Su-33 yang dibangun. Pembangunan cruiser Kelas Kuznetsov kedua dan Kelas Ulyanovsk dihentikan.
Pengembangan
Rusia mendirikan Shore Based Test Facility (SBTF) di Krimea yang umumnya dikenal sebagai Nitka.
Mereka menggunakan tiga prototipe Su-27 dan Su-27 yang sudah produksi untuk uji coba di fasilitas itu sampai prototip T-10K (sebutan untuk Su-27k) tersedia. Sebanyak sembilan prototipe T-10K dibangun untuk uji coba.
Uji kemudian menggunana kapal Tbilisi baru. Uji coba masih sebatas melakukan touch and go. Kedua prototipe T-10K kemudian berhasil melakukan pendaratan pertama di kapal oada 1 November 1989 bersama dengan pendaratan malam pertama beberapa hari kemudian.
Pilot uji tak lain adalah Viktor Pugachov, penemu Pugachov Cobra. Flanker angkatan laut resmi memasuki layanan baru pada tahun 1998 karena masalah ekonomi yang dihadapi oleh Federasi Rusia yang baru dibentuk.
Seperti semua pesawat tempur berbasis kapal induk, kebutuhan untuk pelatih yang berdedikasi sangat dibutuhkan.
Pilot merasa sulit untuk berlatih langsung pada rolling, pitching dan yawing di dek setelah menghabiskan sebagian besar waktu mereka di darat.
Hal ini menyebabkan munculnya pengembangan Su-27KUB atau Su-33UB yang merupakan pesawat dua kursi untuk latihan.
Untuk Su-33UB memiliki dua kursi yang berdampingan, berbeda dengan pesawat tempur umumnya yang tandem. Hal ini untuk meningkatkan komunikasi awak dan visibilitas yang keduanya penting untuk operasi kapal induk.
Terbang pertama kalinya pada tahun 1999 tetapi Su-33UB setelah itu jaranga terliha. Rusia memilih menggunakan Su-25UTG untuk peran pelatihan pilot iniini.
Su-33 adalah salah satu mesin terbang terbaik. Didukung oleh mesin AL-31F3, pesawat tempur ini memiliki kemampuan mengesankan.
Pesawat ini dirancang untuk menjadi pesawat tempur superioritas udara dengan kemampuan terbatas pada anti-kapal permukaan.
Pesawat ini bisa membawa rudal anti kapal supersonik Moskit bersama dengan Kh-31. Selain itu persenjataan telah cukup terbatas untuk membawa peluru kendali udara ke udara seperti R-27, R-60 dan R-73. Pesawat ini bisa membawa 6,5 ton senjata pada 12 cantelan.
Centelan di bawah pesawat dapat digunakan untuk tangki bahan bakar eksternal. Tetapi pod ini jarang digunakan karena kemampuan mengesankan yang ditawarkan oleh keluarga Flanker.
Pesawat masih mempertahankan pod IRST OLS-27 dan radar N001. Namun ski jump mau tidak mau mengurangi playload pesawat dan rentang terbang/ Dalam kasus ini Flanker hanya mampu membawa playload 2,5 ton yang akan diterjemahkan ke dalam 4 rudal R-77 dan 6 rudal R-73.
Rudal jarak pendek yang yang cukup baik untuk misi pertahanan udara. Senjata-senjata itu ditambah dengan kemampuan rentang terbang yang mengesankan menjadikan anda akan mendapat kemampuan tempur tangguh dari Flanker.