Membawa rudal jarak sangat jauh Phoenix, jet tempur ini awalnya dirancang untuk menghalau bomber Rusia agar tidak bisa menyerang kapal induk Amerika. Sejarah , Â Tomcat berkembang dengan kemampuan melakukan berbagai misi dari pengontrol udara (airborne), pengintaian, dukungan udara , dan serangan presisi, yang membuatnya menjadi platform yang dipilih untuk terbang di atas Afghanistan dan Irak.
Selama lebih dari 34 tahun terbang bersama Angkatan Laut Amerika F-14 Tomcat berubah dari jet tempur analog ke platform serang presisi digital. Tomcat juga menjadi salah satu pesawat dengan nama besar.
F-14 Tomcat adalah pesawat paling terkenal yang pernah dioperasikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Pesawat desain ramping dengan sayap ayun ini menjadi pesawat generasi terakhir yang dibangun di era Perang Dingin.
Dan tidak ada salahnya, meski sudah sering dibahas, kita mengupas lebih detil lagi tentang F-14. Kita akan mencoba melacak asal usul F-14 dan bagaimana pesawat ini kemudian berkembang menjadi pesawat ikonik pada masanya.
Pada tahun 1960 Soviet mengembangkan keluarga rudal jelajah jarak jauh yang dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam dan pesawat. Rudal ini terbang dengan cepat dan di ketinggian rendah yang membuat mereka ideal untuk menargetkan kapal induk Angkatan Laut AS.
Rudal dalam jumlah besar bisa membanjiri dan menghancurkan pertahanan udara paling canggih saat. Angkatan Laut AS pada saat itu tidak memiliki jet tempur jarak jauh yang bisa membawa beban senjata cukup besar. Platform yang diperlukan untuk terbang menghancurkan sumber ancaman sebelum mereka melesatkan rudal-rudal mereka mengancam kapal induk.
Dalam kondisi ini Angkatan Laut membutuhkan petempur yang bisa diandalkan. Pesawat yang mampu berkeliaran ratusan kilometer dari pangkalan atau kapal indukdan tentu saja membawa senjata besar.
Pada tahun 1962, jet tempur rentang panjang yang ada adalah F-111 milik USAF. Kemudian dimunculkan varian F-111B yang dievaluasi untuk digunakan Angkatan Laut guna memenuhi kebutuhan di atas karena kemampuannya terbang jauh dan membawa senjata banyak. Tetapi pesawat ini terlalu berat karena memiliki bobot lebih dari 85.000 pon.
Berat yang terlalu tinggi untuk menjadi jet tempur angkatan laut. Situasi semakin tidak memungkinkan untuk pengembangan ketika tes penerbangan jet tempur mengalami kecelakaan dan menwaskan beberapa pilot. Rencana untuk mengembangkan F-111B pun dibatalkan dan US Navy melanjutkan langkah lain untuk terus mencari jet tempur yang mereka butuhkan untuk ditemptakan di kapal induk mereka.
Gruman Terpilih
Pada tahun 1968, Grumman akhirnya memenangkan tender untuk membangun jet tempur superiotas udara Angkatan Laut generasi berikutnya.
Persyaratan yang diajukan adalah pesawat mampu terbang di atas Mach 2.2, lincah dan mampu melakukan peran sekunder untuk serangan darat dan laut. Pesawat dalam rencana akan membawa rudal udara ke udara jarak jauh AIM-154 Phoenix dengan radar AWG-9.
Insinyhur Grumman menguji ratusan model terowongan angin sebaga upaya untuk mencari konfigurasi terbaik dan akhirnya model yang dipilih adalah pesawat dengan sayap ayunan dan mesin turbojet kembar.
Fitur unik dari turbojet ini adalah bahwa masing-masing memiliki daya dorong 20.000 pon dan mesin dipisahkan secara fisik terpisah beberapa kaki. Hal ini selanjutnya terbukti menjadi tata letak yang ideal yang menjadikan ada ruang di antara mesin di bagian bawah badan epsawat yang bis adigunakan untuk membawa rudal besar AIM-54 Phoenix dan bom lb 2000.
Desain ini memerlukan stabilizer ekor tinggi yang akan menghambat gerakan pesawat di hanggar kapal induk. Untuk mengatasi masalah ini Grumman memilih konfigurasi ekor kembar yang memungkinkan penggunaan stabilisator ekor pendek.
Berbeda dengan tempat dudu berdampingan yang digunakan oleh pilot dan petugas radar pada F-111, F-14 menggunakan konfigurasi tempat duduk depan belakang yang menjadikan pesawat lebih ramping. Desain akhir yang dipilih adalah Desain 303E yang ditunjukkan di bawah ini.
Salah satu fitur yang membuat Tomcat begitu populer adalah desain sayap ayunan yang unik. Semua jet tempur sayap a yun pada era itu memerlukan pilot untuk menyesaikan tingkat ayunan secara manual.
Tetapi untuk F-14, insinyur Grumman memutuskan untuk menginstal sistem sayap ayunan otomatis yang akan mengkombinasikan kecepatan kecepatan dari sensor eksternal untuk menyesuaikan tingkat menyapu sesuai. Hal ini membebaskan pilot dari tugas yang tidak perlu dan memungkinkan dia untuk berkonsentrasi pada penerbangan pesawat.
Sayap menyapu itu tidak sekadar untuk agar terlihat keren. Hal ini memberi fungsi aerodinamis yang sangat penting. Ketika menyapu sepenuhnya ke depan, akan memberikan luas permukaan sayap maksimum yang diperlukan untuk menghasilkan daya angkat selama lepas landas.
Hal ini penting mengingat F-14 adalah pesawat tempur terberat Angkatan Laut AS yang akan dioperasikan dari kapal induk. Sayap menyapu maju juga penting selama pendaratan. Sayap akan otomatis menyapu kembali sepenuhnya ketika F-14 mendekati kecepatan supersonik. Hal ini membantu untuk mengurangi drag sekaligus memberikan Tomcat tampilan yang cantik dan ikonik.
F-14 membutuhkan berat yang cukup ringan untuk bisa lapas landas dari kapal induk tetapi harus kuat untuk mendarat juga di kapal induk yang sebenarnya merupakan “kecelakaan yang terkendali”. Jadi pesawat harus dibuat dari kombinasi bahan yang memberi kekuatan, ketahanan korosi, membawa muatan besar dan secara bersamaan cukup ringan.
Oleh karena itu salah satu bahan utama yang digunakan adalah Titanium bersama dengan aluminium. Hal ini memungkinkan pesawat 40.000 pon lebih ringan dibandingkan F-111B yang membuatnya ideal untuk beroperasi dari kapal induk. Berat maksimum F-14 ketika penuh dengan bahan bakar dan senjata lebih dari 70.000 pon, menjadikannya sebagai pesawat tempur berbasis kapal induk terberat dalam sejarah.