Angkatan Laut Amerika telah menerima kembali pesawat tempur Boeing F / A-18E / F Super Hornet pertama yang telah melalui proses Service-Life Modification (SLM).
Boeing mengatakan jet tempur kursi kembar dari Strike Fighter Squadron (VFA) 106 ‘Gladiator’ tersebut pertama kali dikirim ke armada pada tahun 2004 dan menjadi yang pertama dari lebih dari 450 Super Hornets yang menjalani perbaikan komprehensif hingga 2033.
Seperti dicatat oleh Boeing, Super Hornets awal yang dikirim dari program ini akan memperpanjang masa kerja dari 6.000 hingga 7.500 jam penerbangan. Rencana modifikasi di masa depan pada awal tahun 2020 akan memungkinkan jet untuk terbang 10.000 jam dan menggabungkan kemampuan Block 3.
Peningkatan SLM untuk pesawat pertama dimulai di fasilitas produksi Boeing St Louis pada bulan April 2018. Sekarang ada 15 Super Hornet dalam program SLM pada jalur produksi di St Louis dan San Antonio, Texas, dengan pesawat kedua rencananya akan dikirim kembali ke US Navy akhir bulan ini dan yang ketiga pada bulan April.
Angkatan Laut Amerika saat ni memiliki 573 Super Hornet. Pesawat-pesawat yang sudah dikirim akan dipasang ke standar SLM dan Block 3, pesawat baru yang memulai jalur dari tahun fiskal 2022 akan dibangun dengan standar ini.
Block 3 akan muncul dengan prosesor canggih, yang disebut Distributed Targeting Processor-Networked (DTP-N)) dan tautan komunikasi yang kuat dari Rockwell Collins, yang disebut Tactical Targeting Network Technology (TTNT). Kokpit juga memiliki layar sentuh berukuran 21 inci. Perangkat keras komputer pesawat dirancang untuk menjalankan sensor dan perangkat lunak generasi mendatang
Selai itu sistem komputer pesawat akan ditambah dengan perangkat lunak baru, mampu mengendalikan drone untuk menjadi Loyal Wingman.
uper III Hornets Block 3 juga dilengkapi dengan sensor Infrared Search and Track (IRST) Block 2 yang, ketika digunakan oleh dua pesawat sekaligus, dapat menciptakan solusi penargetan untuk rudal udara ke udara.