Sebuah pesawat Airbus A320 yang mengangkut 172 penumpang hampir ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah yang sedang menangkis serangan Israel pada Kamis 6 Februari 2020. Rusia menyebut Israel sengaja menggunakan pesawat sipil sebagai tameng dalam serangan.
Pesawat Airbus tersebut sedang dalam dalam pendekatannya ke ibukota Suriah, Damaskus, tak lama setelah pukul 02:00 pada 6 Februari 2020 setelah Suriah menembakkan rudal anti-pesawat sebagai respons terhadap serangan Angkatan Udara Israel.
Juru juru bicara Angkatan Udara Rusia Igor Konashenkov sebagaimana dilaporkan RIA Novosti Jumat mengatakan pesawat itu dialihkan dengan aman ke pangkalan udara militer Khmeimim di Rusia.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, sudah menjadi praktik umum bagi angkatan udara Israel untuk menggunakan pesawat sipil untuk melindungi jet tempur mereka sendiri dari sistem pertahanan udara Suriah. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak untuk mengomentari pernyataan Rusia tersebut.
Militer Suriah sebelumnya mengatakan mereka telah menggagalkan sejulah rudal yang menyerang target di Damaskus. Serangan itu diluncurkan oleh pasukan Israel dari Dataran Tinggi Golan. Delapan tentara terluka dan beberapa kerusakan material disebabkan oleh serangan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah melakukan ratusan serangan udara ke Suriah, menargetkan apa yang dikatakan Tel Aviv adalah target Iran atau “yang didukung Iran”, yang, menurut otoritas Israel, mengancam negara itu.
Pemerintah Suriah telah berulang kali mengajukan protes ke PBB atas agresi pasukan Israel dan pelanggaran wilayah udaranya.
Dalam insiden serupa pada September 2018, sebuah pesawat Il-20 Rusia dengan 15 prajurit di dalamnya jatuh di Suriah karena ditembak sistem pertahanan Suriah. Kecelakaan tersebut terjadi karena pesawat digunakan untuk berlindung oleh jet F-16 Israel.
Kementerian itu menyatakan pada saat itu bahwa pilot Israel menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai, hingga menjadi sasaran unit pertahanan udara rudal S-200 Suriah.