Sehari sebelum Boeing 737 Max 8 milik Lion Air jatuh Oktober 2018 lalu, pesawat tersebut juga mengalami masalah yang sama. Untungnya ada seorang pilot yang menumpang terbang bisa menyelematkan pesawat hingga bisa mendarat dengan selamat
Bloomberg mengutip dua orang yang akrab dengan penyeledikan kecelakaan tersebut melaporkan Rabu 20 Maret 2019 pilot yang tidak bertugas tersebut duduk di kursi kokpit, mengidentifikasi dengan benar masalah yang dihadapi awak Lion Air dan menjelaskan kepada mereka cara menonaktifkan sistem kontrol penerbangan yang tidak berfungsi dan menyelamatkan pesawat
Menurut laporan itu, hari berikutnya, ketika pesawat Lion Air Boeing jatuh di Laut Jawa di bawah komando kru yang berbeda, para pilot menghadapi kerusakan sistem kontrol penerbangan yang sama.
Kehadiran pilot ketiga di kokpit sebelum kecelakaan terjadi tidak terdapat dalam laporan Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia tentang kecelakaan itu dan belum pernah dilaporkan sebelumnya.
“Semua data dan informasi yang kami miliki di penerbangan dan pesawat telah diserahkan ke KNKT. Kami tidak dapat memberikan komentar tambahan pada tahap ini karena investigasi kecelakaan yang sedang berlangsung,” kata juru bicara Lion Air Danang Prihantoro saat dihubungi  Bloomberg via telepon.
Pada Oktober 2018, sebuah Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan  Lion Air Indonesia jatuh ke Laut Jawa sesaat setelah lepas landas, menewaskan semua 189 penumpang dan awak. Menurut pejabat Indonesia pesawat itu telah mengalami berhari-hari pembacaan data yang salah.
Pada 10 Maret, satu lagi Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh menewaskan semua 157 orang dari 35 negara yang ada di dalamnya. Penyebab kecelakaan belum dipastikan namun laporan sementara mengatakan ada kemiripan antara pesawat Ethiopian Airlines dengan Lion Air..