Boeing mengatakan telah menyelesaikan pembaruan perangkat lunak dan revisi pelatihan pilot terkait dengan MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System) di pesawat 737 Max, menyusul dua kecelakaan udara mematikan dalam waktu kurang dari lima bulan.
“Boeing sedang menyelesaikan pengembangan pembaruan perangkat lunak yang telah diumumkan sebelumnya dan revisi pelatihan pilot yang akan membahas perilaku hukum kontrol penerbangan MCAS dalam menanggapi masukan sensor yang salah,” kata Dennis Muilenburg, presiden dan CEO produsen pesawat AS tersebut, dalam sebuah pernyataan Minggu 17 Maret 2018.
Pengumuman Muilenburg datang setelah Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges mengatakan pada Minggu  pagi bahwa informasi dari perekam data penerbangan pesawat Ethiopian Airlines menunjukkan kecelakaan 10 Maret yang menewaskan semua 157 orang di dalamnya memiliki “kesamaan yang jelas” dengan kecelakaan Lion Air di Indonesia pada Oktober yang menewaskan 189 orang di dalamnya. Kedua pesawat yang hancur adalah 737 Max 8.
MCAS adalah fitur keselamatan otomatis pada 737 Max yang dirancang untuk mencegah pesawat mengalami stall atau kehilangan daya angkat. Beberapa pilot mengeluh tentang situasi hidung-turun (nose-down) yang tidak disengaja saat menerbangkan jet Max 8, menurut database federal AS.
Ada larangan global terhadap penerbangan Boeing 737 Max setelah kecelakaan Ethiopian Airlines. Amerika Serikat melarang terbang semua 737 Max 8 dan 9 pada Rabu (13/3) di tengah tekanan yang meningkat.