Jika Anda sudah biasa menerbangkan drone rekreasi, Anda akan tahu ada beberapa tempat yang tidak dapat Anda lewati. Beberapa tempat, seperti pangkalan militer, dibatasi untuk alasan keamanan nasional. Tetapi yang lain, seperti bandara juga dilakukan pelarangan karena drone dapat menyebabkan kerusakan besar pada pesawat jika mereka bertabrakan.
Seberapa serius kerusakan akibat tabrakan dengan drone kecil semacam ini? Itu tergantung pada bagian apa tabrakan terjadi. Para peneliti telah mempelajari berbagai teori bentuk tabrakan, termasuk apa yang terjadi jika sebuah drone bertabrakan dengan hidung pesawat atau tersedot ke dalam mesinnya.
Kini sekelompok ilmuwan berusaha untuk mengeksplorasi bahaya tabrakan drone pada sayap dengan menciptakan satu di laboratorium. Para peneliti dari University of Dayton memuat sebuah drone rekreasi standar ke dalam sebuah meriam, menembaknya di sayap pesawat dan mengamati pembantaian yang terjadi. Kenapa harus ditembakkan? Untuk menyesuaikan kecepatan ketika pesawat itu terbang.
Drone memang hancur karena tabrakan, tetapi juga berhasil membuat kerusakan di bagian sayap pesawat yang cukup serius. Ini berarti berita buruk untuk pesawat apa pun yang bertabrakan dengan pesawat tak berawak.
Secara khusus, drone merusak spar utama sayap, yang tidak terjadi ketika mereka menguji dengan pengaturan ketika tabrakan dengan burung.
“Burung itu lebih jelas merusak permukaan sayap, tetapi Phantom [pesawat tak berawak] menembus lebih dalam ke sayap dan merusak spar utama, yang burung tidak bisa melakukan,” kata pemimpin studi Kevin Poormon dalam siaran pers sebagaimana dikutip Popular Mechanics 16 Oktober 2018.
Untungnya tidak ada pesawat tak berawak yang pernah bertabrakan dengan pesawat terbang, tetapi risiko semacam itu tetap ada. Penelitian ini membuktikan bahwa drone setidaknya sangat mematikan.
Mari kita lihat gambaran dalam video berikut: