Sejumlah pilot pesawat kecil membatalkan penerbangan dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, ke sejumlah daerah di Papua, akibat kecepatan angin yang membahayakan.
Kecepatan angin naik hingga mencapai 40 knot dari kecepatan rata-rata yang sering terjadi antara 10 hingga 16 knot.
Manajer Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi Arnav Wamena, Rudolf William Somnaikubun di Wamena, Jumat 2 Februari 2018, menyebut pesawat yang terkena dampak kenaikan drastis kecepatan angin itu misalnya MAF, Dimonim, Susi AIR, AMA.
“Beberapa hari ini seperti Dimonim, Susi Air, itu kadang kalau anginnya melebihi dari batas maksimal, mereka tidak melakukan penerbangan. Satu hari biasanya pesawat kecil tiga-empat penerbangan, tetapi dengan keadaan angin seperti ini, ada yang mengurangi dua ‘flight’ atau tiga saja,” katanya.
Setiap informasi tentang perubahan cuaca, termasuk kecepatan angin selalu disampaikan oleh petugas ATC (pengawas lalu lintas penerbangan) kepada pilot dan selanjutnya pilot yang memutuskan apakah melanjutkan penerbangan atau batal. “Jadi kadang ada pesawat yang delay juga menunggu cuaca angin kembali normal,” katanya.
Rudolf memastikan beberapa hari terakhir cuaca di Jayawijaya tidak hujan, namun kecepatan angin naik dari kecepatan normal 10 knot menjadi 30 bahkan 40 knot.
“Setiap kita dapat informasi dari ‘weather’ yang ada di Wamena, kita selalu menginformasikan kepada penerbangan-penerbangan yang ada. Ada lewat grup juga, dari meteorologi yang selalu perbaharui data, jadi selalu dari maskapai penerbanga juga memonitor dari grup,” katanya.
Namun, kata dia, kecepatan angin itu tidak mempengaruhi penerbangan pesawat berbadan lebar yang mendarat dan terbang ke Bandara Wamena.