Otoritas Australia yang sedang mencari pesawat hilang Malaysia Airlines MH370, kehilangan detektor sonar laut dalam yang digunakan untuk menyisir bagian dasar samudera, Minggu (24/1/2016).
Malaysia Airlines Penerbangan MH370 hilang bersama 239 orang di dalamnya dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Maret 2014. Insiden ini menjadi misteri terbesar dalam sejarah penerbangan.
Pada Sabtu pekan lalu, sebuah bagian dari puing pesawat ditemukan di lepas pantai timur Thailand selatan, namun para pakar penerbangan dan para pejabat Thai meyakini itu tak identik dengan bagian milik MH370.
Sebuah bagian pesawat juga ditemukan terdampar di Pulau Reunion milik Prancis di Samudera Hindia pada Juli 2015, namun tidak ditemukan jejak lebih jauh setelah itu.
Pencarian menggunakan detektor sonar yang disebut Towfish (derek ikan) ini memokuskan pencarian ke area seluas 120.000 km per segi di dasar Samudera Hindia bagian selatan.
Dilaporkan Flightglobal, Senin (Towfish hilang setelah menabrak lumpur gunung berapi bawah laut yang muncul pada 2.200 meter dari dasar samudera yang mengakibatkan kabel derek pada wahana terputus. “Towfish dan 4.500 meter kabel itu menjadi terpisah dari wahana dan kini terdampar di dasar samudera,” kata Pusat Koordinasi Bersama (JACC) seperti dikutip Flightglobal dari Reuters, Senin (25/1/2016).
Derek itu menyisir 100 meter di atas lantai samudera dengan mengirimkan bunyi gelombang secara diagonal di sepanjang jalur medan maha luas untuk menghasilkan citra puing di dasar samudera.
JACC tidak mengatakan apakah hilangnya Towfish akan menunda waktu pencarian yang disebut sebagai salah satu pencarian paling mahal yang pernah dilakukan itu.
