Malaysia Airlines Bhd (MAB) dituduh memecat beberapa pramugari karena kelebihan berat badan. National Union of Flight Attendants Malaysia (Nufam) menyatakan pada Kamis bahwa gelombang pertama pemecatan telah menimpa lima pramugari, terdiri dari tiga pria dan dua wanita yang semuanya berusia di atas 50. Mereka ddipecat dengan alasan kelebihan berat badan.
Presiden Nufam, Ismail Nasaruddin mengklaim bahwa 20 awak kabin selanjutkan juga kemungkinan besar akan dipecat. Ini menyesakkan dada karena para kru itu sudah bekerja di maskapai penerbangan tersebut selama lebih dari 20 tahun.
“Ini adalah kasus klasik diskriminasi yang perlu dihentikan. Ini tidak adil dan kejam bagi awak kabin, “kata Nasaruddin kepada New Straits Times.
Dia mengatakan bahwa Undang-undang Ketenagakerjaan tidak mengizinkan penghentian staf berdasarkan ukuran badan tersebut. “Ini sama saja dengan memecat pekerja wanita manapun karena sakit atau hamil. Itu tidak bisa diterima, “tambahnya.
Surat pemberitahuan mengenai status berat badan para awak kabin ini dikirim melalui surat ke pekerja yang terkena dampak sebelum dipecat. Para awak kabin sendiri mengklaim bahwa klausul tersebut tidak termasuk dalam kontrak pekerja. Pemecatan gara-gara berat badan ini hanya kebijakan sesaat dan belum pernah diakui sebagai bagian dari kesepakatan kerja.
Nufam sebelumnya mengadakan konferensi pers, di mana salinan surat penghentian itu ditunjukkan ke media. Ismail mengatakan bahwa surat yang dikeluarkan pada tanggal 14 September menyatakan, penerimanya, dalam hal ini para awak kain itu, telah terus-menerus gagal mencapai berat ideal mereka sesuai manual perusahaan. Perusahaan sendiri menyatakan bahwa mereka sudah menyediakan program manajemen berat badan selama 18 bulan.
Menurut surat tersebut, bobot ideal yang terdaftar oleh maskapai untuk awak kabin yang bersangkutan adalah 67kg, sedangkan bobot anggota kru 89kg. Surat tersebut juga menyatakan bahwa maskapai tersebut akan memberi kompensasi kepada penerima sesuai kontrak mereka. Para awak kabin meminta, MAB harus memberi cukup waktu sebelum pemecatan.
“Kami tidak menganggap hal ini enteng dan akan melanjutkan tindakan hukum jika situasi ini tidak berubah. Saya berharap Kementerian Perhubungan dan Kementerian Sumber Daya Manusia akan membantu untuk melihat masalah ini dan menemukan solusi yang damai dan adil,” kata Nasaruddin.
Malaysia Airlines, saat dimintai komentar mengenai hal tersebut, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan membahas masalah yang melibatkan karyawannya secara terbuka. Malaysia Airlines menyatakan bahwa setiap masalah yang melibatkan stafnya tetap merupakan masalah internal. “Semua proses internal diikuti sebelum kami sampai pada keputusan tersebut,” kata juru bicara maskapai tersebut dalam sebuah pernyataan.