Qantas dan Emirates akan memperpanjang kemitraan mereka selama lima tahun ke depan. Dua raksasa beda benua ini menggarisbawahi kerja sama mereka dalam perubahan untuk perbaikan layanan penumpang, pengembangan teknologi pesawat baru dan meningkatkan kekuatan serta jaringan masing-masing. Salah satu perubahan utamanya adalah bahwa Qantas akan memiliki tambahan alternatif bandara transit, yaitu Singapura dalam rute London-Sydney.
Kerja sama ini bukan hanya memberi dampak kualitas layanan, tetapi juga hitungan laba. Qantas meyebutkan bahwa penyesuaian yang disepakati itu akan memberikan keuntungan finansial bagi kedua maskapai. Qantas sendiri memperkirakan bahwa maskapai tersebut akan menghasilkan keuntungan bersih lebih dari 63 juta dollar AS dalam tahun buku 2019 dan seterusnya.
Manajemen kedua maskapai telah bertemu di Sydney untuk menyelesaikan naskah perpanjangan kerjasama. Dengan begitu, akan ada tiga pilihan pilihan kepada maskapai Australia untuk terbang dari Eropa, yaitu bisa melalui Dubai dan Singapura, atau langsung ke Perth.
Beberapa perubahan yang dilakukan Qantas adalah bahwa untuk rute layanan harian London – Sydney dengan pesawat A380 akan dilakukan via Singapura dan bukan lewat Dubai. Kemudian, penerbangan Singapore-Melbourne yang saat ini menggunakan Airubus A330 akan diganti menjadi Airbus A380. Sedangkan rute London-Dubai-Melbourne milik Qantas ke depan akan dilayani dengan Boeing Dreamliner yang terbang langsung dari London-Perth-Melbourne.
Sementara itu, penumpang penerbangan dari Dubai ke Australia dengan Emirates akan semakin dimudahkan. Emirates akan terus mengoperasikan 77 layanan mingguan dari Dubai ke lima kota di Australia, yaitu Adelaide, Brisbane, Melbourne, Perth, dan Sydney dalam tujuh penerbangan A380 setiap hari.
CEO Qantas Group Alan Joyce mengatakan bahwa perubahan tersebut merupakan evolusi kemitraan untuk memberikan manfaat tambahan bagi penumpang, termasuk jutaan anggota frequent flyer dari kedua maskapai tersebut. “Kemitraan kami telah berkembang ke titik di mana Qantas tidak perlu lagi menerbangkan pesawatnya sendiri melalui Dubai, dan itu berarti kita dapat mengalihkan beberapa pesawat A380 kita ke Singapura dan memenuhi permintaan yang kuat yang kita lihat di Asia,” kata Joyce.