Perjalanan panjang berjam-jam, berhari-hari jauh dari keluarga, menghadapi penumpang kasar bahkan mabuk. Menjadi pramugari tak semudah dan seglamor bayangan. Ini terutama bagi pramugari yang melayani penerbangan lintas beberapa zona waktu.
Itulah pesan yang menggambarkan kenapa pramugari Air New Zealand Kilpatrick, memiliki perilaku pemarah dan kasar terhadap penumpang. Kisahnya yang berujung pada meja hijau, telah menjadi buah bibir dunia kru kabin di seluruh dunia.
Ada banyak pekerjaan yang memiliki efek negatif terhadap jam tidur. Tapi menjadi pramugari harus menghadapi tantangan berat beradaptasi dengan sejumlah zona waktu dan juga harus menghabiskan banyak waktunya di udara dalam waktu lama.
Federal Aviation Administration, regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat mensyaratkan, pramugari harus istirahat bekerja selama 24 jam setelah tujuh hari kerja dan diperlukan 10 jam waktu off antara pesawat mendarat hingga mereka bekerja kembali. Standar di AS ini dinilai lebih rendah dari standar negara lain.
Dalam industri ini, pramugari tak jarang menderita kelelahan hingga membutuhkan rawat inap untuk bedrest. Berikut ini sebuah wawancara yang dilakukan Motherboard, dengan seorang pramugari tentang bagaimana pekerjaan 24/7 mempengaruhi hidupnya, kualitas tidur, dan hubungan dengan pasangannya, yang dilansir media itu pada Rabu (20/1/2016).
Berapa lama menjadi pramugari?
Enam tahun
Seperti apa jadwal kerjamu dalam sepekan? Apakah bekerja beberapa hari lalu istirahat beberapa hari?
Ada empat hari shift di mana aku akan off selama empat hari juga atau dua hari jika penerbangan dalam shift sebelumnya tak begitu berat.
Seperti apa jam-jam kerjamu itu?
Semua bergantung dalam jam. Aku harus berada di airport satu jam sebelum penerbangan, jadi aku biasanya ke bandara sekitar 03:30 pagi dan terbang pada 4:30. Aku sampai ke tujuan dan tinggal di sana. Keesokan harinya, terbang kembali atau terbang langsung ke tempat lain lalui istirahat. Aku melakukan seperti itu selama empat hari. Biasanya aku akan meninggalkan West Coast [Pantai Barat AS] di pagi hari pada hari keempat, dan berada di New York di sore hari. Artinya jika semuanya berjalan lancar, yang merupakan pekan rutin bagiku, ini seperti 40 jam dalam sepekan.
Bagaimana pekerjaanmu itu mempengaruhi pola tidurmu?
Zona waktu pasti menjadi faktor pengaruh yang sangat besar. Juga beristirahat. Sesuai aturan, sebetulnya saya harus mendapatkan delapan jam istirahat pada malam hari, tapi sisanya kami harus memulai pekerjaan lagi denga segera. Jadi, pada saat kami turun dari pesawat, dan meninggalkan bandara, dijemput mobil dan diantar ke hotel, kami kadang hanya memiliki beberapa jam tersisa. Bila Anda berada di zona waktu berbeda, terkadang sulit sekali untuk tidur. Itu adalah faktor yang sangat besar. Mataku biasanya memerah minimal sebulan sekali.
Kalau sudah begitu, aku akan tidur sepanjang hari di Pantai Barat dan kemudian bekerja sepanjang hari di New York. Kadang-kadang aku akan bangun selama 24 jam. Pola kerja seperti ini benar-benar akan mempengaruhi Anda secara mental. Terkadang aku jadi sangat emosional, merasa sama sekali tak memiliki kontrol atas diriku sendiri. Kemudian aku mencoba memaksakan diri tidur sepanjang hari.
Bukankah peraturannya minimal delapan jam istirahat?
Itulah aturan FAA. Maskapai memiliki pilihan untuk menentukan kru kabinnya membutuhkan lebih dari delapan jam istirahat, sebab separuh waktu kru mereka telah dihabiskan untuk bepergian.
Ketika aku bekerja aku memiliki rutinitas yang cukup baik saat pergi ke kota yang sama dan hotel yang sama. Aku bisa merasa nyaman di sana, bahkan kadang menganggap hotel itu sebagai rumah kedua.
Jika aku memiliki lebih dari 12 jam istirahat, aku akan minumsegelas anggur, duduk di tempat tidur sambil menonton TV. Jika aku bersama teman-teman dan mereka mengajak pergi ke luar, aku akan pergi ke luar. Jika Anda punya cukup waktu, minum alkohol sangat membantu.
Beberapa kru kabin mengonsumsi pil tidur tapi aku punya resep lain untuk bisa segera tidur. Biasanya aku menyempatkan pergi ke pusat kebugaran hotel, berolahraga hingga capek sehingga jadi mudah tidur.
Aku hanya bisa tidur dalam kondisi gelap gulita, padahal kadang aku harus istirahat pada siang hari. Jadi aku akan menutup tirai kamar hotel rapat-rapat sehingga tak ada cahaya masuk ruangan hotel.
Bagaimana aturan seputar minum itu, apakah memang diperbolehkan?
Jika Anda punya waktu istirahat lebih dari 12 jam, anda diperbolehkan minum. Aku pikir FAA mengatakan, butuh 10 jam istirahat, tapi kebanyakan maskapai memiliki aturan istirahat 12 jam. Jika aku beruntung, aku mendapat istirahat 12 jam, tapi jika tidak, aku akan menjalani kerja yang sangat melelahkan.
Apa yang kebanyakan dilakukan para kru kabin untuk membantu mereka tidur?
Banyak petugas penerbangan dan pilot tinggal di mess yang berantakan dengan bantal yang sudah kempes, di mana Anda berada di sebuah apartemen dengan selusin orang lain, dan orang-orang datang dan pergi, memiliki jam aneh, sehingga banyak orang tidur dengan penyumbat telinga, ada yang menutupi telinga dengan headphone untuk menghindari gangguan suara. Banyak pula yang menggunakan alat bantu tidur, mengonsumsi Ambien, melatonin. Kalau aku, aku selalu memakai bantal yang sama di hotel yang sama. Jadi aku tak perlu bantal khusus untuk bisa tertidur, sehingga terasa seperti rumah. Aku sering mengeset alarm ponselku hingga lima waktu, alarm di meja kamar, ditambah meminta teman meneleponku di jam tertentu untuk membangunkanku. Kadang rasa cemas tak bisa bangun untuk memenuhi jadwal layanan penerbangan justru membuat kita tak bisa tidur.
Apa yang kamu harapkan dari orang-orang agar lebih mengerti profesimu dan jadwal tidurmu itu?
Aku harap orang-orang mengerti, saat penerbangan delayed, kru kabin pesawatmu bukan sedang enak-enakan tidur di hotel dan mendapat kesempatan tidur lebih lama.
Mereka itu keterlaluan kalau berpikiran begitu. Penundaan penerbangan bisa jadi malah menambah jumlah waktu kerja kami. Lain perkara jika Anda mendapati penerbangan ditunda karena kru pesawat tidak ada, itu baru masalah. Semua penundaan biasanya disebabkan masalah keamanan. Pada saat penundaan itu, bukan berarti kru tak muncul. Aku selalu mendengar cibiran orang, kalau pesawat delay, kru kabin akan gembira karena punya waktu istirahat lebih lama. Ya memang, tapi bisa jadi mereka sebelumnya ada di zona waktu yang berbeda, dan tidurnya awak pesawat adalah persoalan keamanan.
Para penumpang kadang tak menyadari, saat kami istirahat karena penerbangan ditunda, kami saat itu tidak dibayar. Kami hanya dibayar ketika berada di pesawat.
Aku pernah sekali melayani penerbangan dengan mata merah, dan badan lesu setelah empat hari jadwal tidurku tak teratur. Kondisi seperti itu sangat mempengaruhi setiap bagian dari hidup Anda, membuat anda tertekan, stress dan merasa aneh. Aku merasa buruk saat orang-orang melihatku bekerja dengan mata merah. Kadang itu membuatku hampir gila.
Pernahkah masuk rumah sakit karena kelelahan?
Pernah aku dirawat di rumah sakit di Dallas karena kekurangan tidur. Aku kelelahan, tak bertenaga dan dehidrasi. Bahkan saat itu aku tak bisa bangun dari ranjangku apalagi untuk berjalan. Bekerja di tempat dengan ketinggian berbeda-beda membutuhkan waktu adaptasi, dan ini juga sulit.
http://www.flightzona.com/2016/01/08/ini-daftar-aturan-ketat-nan-mendetail-maskapai-bagi-pramugari/