Tidak hanya terbang mengumpulkan data untuk intelejen, pesawat pengintai Rusia Tu-154 bahkan mendarat di pangkalan udara Wright Patterson. Pesawat itu beristirahat selama dua hari di pangkalan milik dinas intelejen Amerika Serikat itu. Jet tersebut diperkirakan akan menerbangkan misi di Amerika Serikat sampai Jumat.
Misi pengamatan yang tidak bersenjata memang diizinkan di bawah perjanjian Open Skies yang memungkinkan Amerika Serikat dan Rusia melakukan penerbangan pengintai di wilayah masing-masing. “Itu bermanfaat untuk melakukan pemantauan kepatuhan masing-masing negara terhadap kesepakatan pengendalian senjata,” kata juru bicara pangkalan Wright Patterson, Daryl Mayer.
Lebih dari 1.200 penerbangan Open Skies telah diterbangkan selama bertahun-tahun, menurut Daniel S. Gaffney, juru bicara Defene Threat Reduction Agency. Media-media di AS ramai melaporkan bahwa pada Rabu 9 Agustuspesawat pengintai Rusia terbang di atas wilayah Washington DC, dan dekat Bedminster, NJ di mana Presiden Donald Trump sedang berlibur. Setelah itu, pesawat itu juga terlihat terbang di dataran rendah dekat Pangkalan Angkatan Udara Wright Patterson.
Media-media AS mengatakan bahwa rute perjalanan tersebut tampaknya merupakan upaya untuk lebih banyak melihat aktivitas Presiden Donald Trump. Jet pengintai tersebut juga terbang melintasi Virginia Barat, Virginia dan Pennsylvania.
Para pejabat di AS mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi lokasi dimana jet tersebut terbang sampai misi itu selesai. Namun, mereka mengkonfirmasi bahwa pada hari Rabu, pesawat Rusia tersebut berada di pangkalan Wright Patterson. “Kami mendapat notifikasi standar terlebih dahulu bahwa itu akan terjadi dan itu terjadi persis seperti seharusnya,” katanya seorang pejabat.
Pesawat Rusia sendiri terbang di bawah perjanjian Open Skies dengan menggunakan basis dari Miami Valley. Pusat Intelijen Udara dan Ruang Angkasa Nasional, yang berkantor pusat di pangkalan Wright Patterson, memiliki fasilitas pemrosesan film untuk misi Open Skies. Jadi, kemungkinan besar seluruh kegiatan mata-mata ini dilakukan sesuai dengan perjanjian dan diharapkan membuka saling pengertian antara kedua negara. Lebih khusus lagi, mengurangi kecurigaan diantara keduanya soal kemampuan persenjataan.