Sebuah pesawat Boeing 777 milik Air France terbang melewati lokasi di mana rudal balistik antarbenua Korea Utara yang baru-baru ini jatuh di Laut Jepang kurang dari 10 menit setelahnya. Hal ini memunculkan kekhawatiran ancaman terhadap penerbangan sipil dari tindakan Korea Utara yang tidak pernah melakukan koordinasi ketika hendak melakukan penembakan rudal.
Data penerbangan dari waktu pendaratan ICBM pada hari Jumat menunjukkan bahwa pesawat Air France 293 berpotensi dalam bahaya. Pesawat sedang melakukan perjalanan dari Tokyo ke Paris dengan membawa 323 orang di dalamnya.
Jalur penerbangan pesawat tersebut menunjukkan Boeing 777 bepergian ke barat Hokkaido saat ICBM Korea Utara berada di udara. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan ICBM mendarat sekitar 93 mil barat laut Pulau Okushiri.
Dalam sebuah pernyataan kepada ABC News, Air France mengatakan bahwa zona uji rudal Korea Utara “tidak mengganggu jalur penerbangan Air France,” dan bahwa penerbangan tersebut dioperasikan “tanpa ada kejadian yang dilaporkan.”
“Selain itu, bekerja sama dengan pihak berwenang, Air France terus-menerus menganalisis zona flyover yang berpotensi berbahaya dan menyesuaikan rencana penerbangannya,” kata pernyataan tersebut sebagaimana dikutip ABC News Jumat 4 Agustus 2017.
Namun Pentagon menyatakan kekhawatirannya atas potensi bahaya rudal pada pesawat komersial di wilayah tersebut.
“Rudal ini terbang melalui wilayah udara yang sibuk yang digunakan oleh pesawat komersial,” kata Juru Bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis setelah uji coba ICBM Korea Utara 4 Juli 2017 . “Rudal itu terbang ke luar angkasa, mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang, dan area yang digunakan oleh kapal komersial dan kapal penangkap ikan. Semua ini benar-benar tidak terkoordinasi.”
Amerika biasanya mengeluarkan siaran pers sebelum melakukan uji coba rudal. Seperti pada Selasa, 30th Space Wing Public Affairs mengeluarkan sebuah peringatan bahwa Global Strike Command akan meluncurkan rudal balistik antar benua Minuteman III tanpa senjata pada hari Rabu.