Akibat sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh empat negara tetanganya, Qatar mengalami kekurangan bahan pangan. Salah satunya adalah produk susu, karena mereka sangat tergantung dengan impor dari negara lain. Tidak mau cengeng mengemis minta susu, pemerintah negara itu justru membuat terobosan berani. Agar susu segera datang, mereka mendatangkan langsung sapi perah dari beberapa negara. Dan biar datangnya tidak terlalu lama, kalau memakai kapal bisa berbulan-bulan, Qatar mengangkut sapi-sapi itu dengan pesawat terbang.
Heboh memang. Barangkali tidak banyak yang melakukan ini, bahkan mungkin Qatar yang pertama. Tetapi mau bagaimana lagi, susu adalah kebutuhan pokok di negara itu. Rakyat tidak mau menunggu dan duit banyak. Jadi membawa sapi memakai pesawat itu urusan sepele.
Program ini sudah dilakukan sejak pertengahan Juni 2017 lalu dan terus berlanjut. Dalam landing pertama, pesawat khusus yang disiapkan pemerintah membawa 165 ekor sapi. Jumlah itu hanya pengiriman pertama dan dikirim untuk perusahaan susu lokal, Baladna. Produsen ini bertekad meningkatkan produksi hanya dalam beberapa minggu, setelah empat negara Arab, yaitu  Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir – memutus hubungan diplomatik.
Dampak pemutusan hubungan diplomatik itu luas. Salah satunya adalah putusnya hubungan transportasi empat negara dengan Qatar. Padahal Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang memiliki perbatasan darat dengan Qatar. Setelah perbatasan ditutup, jalur impor penting termasuk produk susu ke Qatar otomatis putus.
Impor hewan hidup menggunakan pesawat ini, menurut produsen Baladna, dilakukan karena mereka harus menutuup kekurangan produk susu. Perusahaan tersebut mengatakan, pihaknya akan mengimpor 4.000 sapi untuk memenuhi 30-35% permintaan susu Qatar. Jadi, akan dibutuhkan sekitar 25 kali penerbangan untuk memenuhi jumlah tersebut. Padahal, diperkirakan jumlah sapi yang diimpor akan semakin besar, seiring kesadaran negara itu bahwa mereka harus mandiri dalam sektor pangan.
Rombongan sapi pertama dibeli dari pemasok Jerman. Pemerintah menugaskan Qatar Airways membawa sapi itu dari Budapest, Hungaria. Setelah sapi Jerman ini, pembelian selanjutnya berasal dari Belanda, AS dan Australia.
Qatar memang sangat bergantung pada makanan impor, sepertiga dari jumlah bahan makanan yang mereka impor berasal dari Arab Saudi dan UEA. Untungnya mereka adalah negara kaya akan gas sehingga relatif enteng mencari alternatif sumber makanan. Dalam beberapa hari setelah embargo diberlakukan, produk-produk dari Turki dan Iran langsung memenuhi rak supermarket dan pabrik-pabrik lokal meningkatkan produksi. Antara lain dengan sapi yang diangkut lewat pesawat ini.