Pesawat transportasi supersonik produksi perusahaan Boom kini bergerak selangkah mendekati kenyataan. CEO perusahaan ini, Blake Scholl mengumumkan telah ada 76 pesanan untuk pesawat jenis tersebut, meskipun pengembangan teknologinya tengah dilakukan dan belum ada produksi yang dilakukan.
Salah satu pemesan pesawat ini adalah Virgin Group, sementara empat perusahaan lain masih dirahasiakan, meskipun diyakini keempatnya merupakan maskapai penerbangan. Seperti diketahui, miliarder Richard Branson adalah pemegang saham penting di Boom.
The Baby Boom, prototipe berskala sepertiga ukuran aslinya awal Juli 2017 berhasil menyelesaikan tugasnya dalam tinjauan desain awal di area fasilitas manufaktur Boom di Denver, Amerika Serikat. Jika pesawat baru ini berhasil memulai layanan pada tahun 2023 seperti yang direncanakan, maka dia akan mampu membawa 55 penumpang pada kecepatan Mach 2.2. Tiga mesin kreasi Boom akan membuat rute jarak jauh di atas lautan, seperti Los Angeles ke Sydney atau Seattle ke Shanghai mungkin ditempuh secara langsung, memangkas waktu hingga berjam-jam dari rute yang saat ini dilayani menggunakan pesawat sub-sonik.
Scholl mengatakan pesanan untuk pesawat awal tersebut didukung oleh uang muka secara tunai yang membuat mereka punya cukup uang untuk melanjutkan pengembangan Baby Boom melalui penerbangan pertamanya yang dijadwalkan pada akhir 2018. Tes supersonik Baby Boom nantinya akan berlangsung di Edwards AFB California, AS.
Meskipun federasi penerbangan Amerika Serikat melarang penerbangan supersonik di atas daratan AS, Scholl tetap memperkirakan bahwa setidaknya akan ada 500 kota yang terhubung melalui jalur penerbangan pesawat ini nantinya. Karena itu, ada harapan bahwa pengembangan pesawat ini akan mencapai kesuksesan. Dia percaya bahwa suara ledakan sonik pesawat terbang ini yang diyakini sekitar 30 kali lebih tenang dari pada Concorde, mampu meyakinkan FAA untuk melonggarkan larangan supersonik. Scholl memperkirakan, tiket kelas bisnis di Boom berharga sekitar 5.000 dollar AS. Sedangkan harga pesawat itu sendiri saat ini tercatat sekitar 200 juta dollar AS per unitnya.