Konsep penerbangan murah (Low Cost Carrier) pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat sebelum menyebar ke Eropa pada awal 1990-an dan seluruh dunia.
Adalah maskapai Pasific Southwest Airlines yang merintisnya ketika memulai penerbangannya pada 1971 dan mendatangkan keuntungan tiap tahunnya sejak 1973.
Dengan munculnya deregulasi penerbangan, model ini menyebar ke Eropa. Operator yang mengikutinya adalah maskapai yang berasal dari Irlandia, Ryanair pada 1991, dan easyJet yang dibentuk pada 1995.
Bermunculan pada 2000
Di Asia, maskapai bertarif rendah mulai dibentuk era 2000 oleh operator seperti Airasia dari Malaysia, Lion Air dari Indonesia dan Virgin Blue dari Australia. Airasia merupakan perusahaan milik DRB-HICOM yang berada di bawah pemerintah Malaysia. Tapi sayangnya, perusahaan ini tak berjalan dengan baik sehingga merugi sampai US$40 juta. Seorang eksekutif dari perusahaan Time Warner, Tony Fernandes kemudan mengambil alihnya. Sejak saat itu, saham Air Asia tak hanya dimiliki oleh Malaysia, tapi beberapa Negara seperti Singapura, Indonesia dan Thailand.
Di Indonesia, perusahaan ini berafiliasi dengan AWAIR (Air Wagon
International), tapi akhirnya pada 2005 menjadi PT Indonesia Airsia. Fernandes mampu mengangkat keterpurukan Airasia. Pada 2002, Airasia mampu membukukan laba. Dia kemudian menjadi pesaing berat Malaysia Airlines di kawasan regional ASEAN.