Directorate General for Armaments (DGA) mengumumkan bahwa mereka telah memulai pengujian Rafale standar F4-1 pada akhir April. Kampanye uji terbang pertama berlangsung di Istres di pusat uji terbang DGA di mana delapan misi kompleks diterbangkan dengan melibatkan 50 sorti pesawat tunggal dari 26 hingga 29 April 2021.
Angkatan Udara, Angkatan Laut Prancis dan Dassault mengambil bagian dalam uji terbang tersebut dengan mengerahkan enam Rafale B/C, dua Rafale M, dua Mirage 2000 C dan dua pesawat latih Alphajet. Pengujian juga melibatkan aset Angkatan Laut dari Area Mediterania dan sumber daya darat. Dassault, Thales dan MBDA membantu memantau data dari penerbangan uji secara real time dan juga mengumpulkan umpan balik dari kru penerbangan untuk membantu kelanjutan pengembangan.
Menurut siaran pers DGA, kampanye uji terbang memungkinkan dua Rafale F4-1 yang ditingkatkan untuk dimasukkan dalam skenario skala besar dengan hingga delapan pesawat terlibat dalam fase misi taktis. Ini menghasilkan lingkungan yang lebih realistis di mana kru juga menerapkan fungsi tempur kolaboratif untuk melokalisasi musuh dengan cara pasif. Kemampuan pasif yang disebutkan kemungkinan besar adalah OSF (frontal sector optronics) dan IRST yang dipasang di hidung Rafale, di depan kokpit.
Pengembangan standar Rafale F4 dimulai pada awal 2019, ketika kontrak untuk upgrade baru diberikan oleh Kementerian Pertahanan segera setelah sertifikasi standar F3-R. Standar ini didasarkan pada empat pilar yaitu konektivitas, engagement, availability, serta pendeteksian dan perlawanan terhadap ancaman.
Menurut DGA meningkatkan konektivitas Rafale dan metode kerja jaringan terkait baik dalam konteks nasional dan sekutu adalah tujuan utama standar F4. Standar baru ini akan menjadi langkah pertama menuju kemampuan multi-platform jaringan dari masa depan.
Standar F4 akan mencakup peningkatan kemampuan yang ada seperti radar AESA Thales RBE2, sistem perlindungan diri Spectra, OSF, IRST, pod penargetan Thales Talios, pod pengintaian Reco NG, dan suite komunikasi. Namun, akan ada juga kemampuan baru yang penting, seperti Helmet Mounted Display Thales Scorpion, rudal udara-ke-udara MICA NG (Next-Generation) dan varian baru 1000 kg dari rudal presisi dipandu Safran.
Helmet Mounted Display atau HMD adalah kemampuan yang telah lama ditunggu-tunggu Rafale. Awalnya, HMD Sagem Gerfaut dipilih pada awal 2000-an untuk melengkapi Rafale, namun program itu kemudian dibatalkan. Menurut laporan, Qatar dan India meminta HMD di pesawat mereka, sehingga Elbit Targo II terintegrasi di Rafale. Prancis, kemudian memilih untuk mengintegrasikan Scorpion dengan uji pertama dilakukan pada Maret 2021 yang didahului dengan pengujian untuk memverifikasi apakah helm baru aman untuk pilot jika terjadi ejeksi.
Sedangkan MBDA MICA NG atau Next Generation akan menjadi penerus dari MICA yang saat ini sudah digunakan Rafale. Sertifikasi kemampuan operasional yang lebih baru diharapkan sekitar tahun 2030. Seperti rudal MICA saat ini, MICA NG akan dikembangkan dalam dua versi yakni yang dipandu inframerah dan pencari elektromagnetik. Jangkauan rudal akan doperluas berkat penggunaan pendorong “bi-pulse” yang juga memberikan kemampuan manuver lebih baik di fase terminal. MICA NG akan digunakan bersama rudal udara ke udara luar visual Meteor.
Adapun rudal presisi Safran 1000 kg akan melihat kit pada hulu ledak penetrator BLU109 atau standar Mk-84, sesuai dengan kebutuhan misi. Varian baru juga akan memiliki kit peningkatan jangkauan khusus untuk memperpanjang jarak tembak stand-off dan diharapkan akan disertifikasi pada tahun 2022. Rafale akan dapat membawa hingga tiga bom dengan satu di bawah badan pesawat dan dua di bawah sayap. Ini mirip dengan GBU-24 Paveway III.
Standar Rafale F4 akan diterjunkan dalam dua tahap yakni pada tahun 2022 dan 2024. Ini agar kemampuan baru segera beroperasi setelah disertifikasi. Pengujian uji berikutnya akan menilai kemampuan F4-1 selama misi udara-ke-darat.
Berita tentang pengujian Rafale F4 datang di hari yang sama dengan foto pertama Rafale Yunani dan pesanan dari Kroasia. Yunani mengumumkan tahun lalu akuisisi 18 Rafale F3-R di mana beberapa di antaranya akan dibangun baru sementara mayoritas akan menjadi pesawat bekas dari Angkatan Udara Prancis. Pesawat akan menggantikan Mirage 2000 tertua yang saat ini beroperasi di Angkatan Udara Hellenic. Sedangkan Angkatan Udara Kroasia akan memperoleh 12 Rafale F3-R, kali ini semua pesawat bekas, untuk menggantikan 12 MiG-21bis yang saat ini beroperasi.