Biro Desain Sukhoi Rusia dilaporkan sedang mengerjakan jet tempur generasi kelima yang baru. Berbeda dari tradisi sebelumnya, pesawat ini akan menggunakan satu mesin dan masuk dalam kelas jet tempur ringan. Pesawat ini diharapkan mampu terbang lebih cepat dari 2 Mach.
Pesawat tempur yang tidak disebutkan namanya kemungkinan akan melengkapi jet tempur Su-57 yang lebih besar dan dan akan menggunakan setidaknya beberapa komponen yang sama. Kantor Berita Ria Novosti mengutip sumber industri melaporkan pesawat tempur generasi kelima akan memiliki kemampuan rendah diamati dan mempertahankan ciri khas Sukhoi yang selalu membangun jet tempur dengan kemampuan super manuver melalui thrust vectoring. Sumber itu juga mengatakan pesawat dapat ditawarkan dalam versi berawak dan tak berawak.
Trust vectoring atua vektor dorong melibatkan penggunaan nozel knalpot yang berputar. Sebagian besar jet tempur hanya dapat menghasilkan daya dorong ke arah nozel diarahkan di bidang yang sama dengan hidung pesawat. Tetapi jet yang dilengkapi nozel trust vectoring khususnya milik Sukhoi dapat menghasilkan daya dorong ke berbagai arah. Hal ini memungkinkan dilakukannya manuver yang luar biasa.
Kemampuan ini sangat berguna dalam dogfighting, karena pilot dapat menggunakannya untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan atas musuh mereka. Vektor dorong juga dapat memperpendek jarak lepas landas pesawat tempur, karena memungkinkan pesawat untuk mengarahkan nozelnya sedikit ke bawah.
RIA Novosti mengklaim bahwa pesawat tempur baru ini akan menjadi hipersonik. Tetapi juga menyebut pesawat tersebut akan mencapai kecepatan yang sangat non-hipersonik di atas 2 Mach. Analis Rusia Rob Lee mengatakan pesawat tersebut akan menggunakan mesin turbofan Izdeliye 30 afterburning. Ini sama yang digunakan Sukhoi pada jet Su-57. Secara logika, sebuah jet 18 ton dengan mesin Izdeliye 30 akan mampu mencapai kecepatan 2 Mach, tetapi tidak akan lebih cepat dari 5 Mach.
Sebuah foto yang menunjukkan hidung desain jet tempur baru di atas meja Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov menunjukkan pesawat yang hidungnya menyerupai Su-57, tetapi dengan intake udara yang dipasang di dagu bergaya F-16. Ini menunjukkan pesawat itu menggunakan mesin tunggal. Tetapi mungkinkah itu adalah model jet baru Sukhoi? Hanya Borisov yang tahu.
Sukhoi, yang dibangun pada tahun 1939, adalah salah satu perusahaan penerbangan tertua di dunia. Produsen memproduksi jet tempur dan serang untuk Uni Soviet selama Perang Dingin, termasuk pesawat tempur Su-27 Flanker pada tahun 1977, Soviet. Seperti apa yang dilakukan Amerika pada F-15, Rusia terus meningkatkan Flanker selama beberapa dekade dan melahirkan berbagai varian, termasuk pesawat tempur berbasis kapal induk Su-33, pembom Su-34, dan yang terbaru Su-35 “Flanker-E”.
Jika benar, pesawat tempur baru ini akan mengisi ceruk penting dalam portofolio pesawat tempur Rusia. Dua biro desain pesawat tempur Rusia, Sukhoi dan Mikoyan-Gurevich (MiG) telah memusatkan sumber daya mereka yang terbatas pasca-Perang Dingin untuk mengembangkan pesawat tempur bermesin ganda. Itu bagus untuk Rusia yang sangat luas sehingga mencakup 12 zona waktu. Tapi pesawat tempur bermesin tunggal juga berguna dan tentu saja bisa menarik pasar internasional. Versi Rusia dari F-35 mungkin akan populer, asalkan lebih murah untuk dibeli dan diterbangkan.