Angkatan Darat Amerika telah memberi kontrak kepada Aviation Repair Technologies yang bermarkas di Arkansas senilai US$ 1.757.500 atau sekitar Rp26 miliar untuk mendapatkan sebuah pesawat A321 baru.
Jet Eropa itu dibeli tidak untuk digunakan sebagai pesawat angkut untuk pasukan ataupun kargo. Hanya ada satu tujuan pesawat itu dibeli yakni diledakkan.
Pesawat komersial tersebut akan dihancurkan sebagai bagian dari “uji kerentanan ledakan” yang akan dilakukan di Aberdeen Proving Grounds di Maryland.
Uji coba tersebut dilakukan sebagai bagian dari Commercial Aircraft Vulnerability and Mitigation Program Department of Homeland Security’s (DHS) Amerika, yang berupaya mengidentifikasi kemungkinan kerentanan dalam pesawat komersial terhadap ancaman ledakan internal yang berbasis teroris.
Pengujian diharapkan akan menemukan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi kegagalan sistem struktural atau kritis parah sebagai akibat dari ledakan dalam penerbangan.
DHS menggarisbawahi bahwa data yang diperoleh dari uji kerentanan pesawat komersial ini sangat penting untuk pengembangan persyaratan dan tindakan pendeteksian ancaman ledakan.
Selain itu, uji coba dapat membantu dalam pengembangan dan pemasangan bahan tahan ledakan di pesawat komersial.
“Data ini juga memperkuat kemampuan untuk menanggapi ancaman berbasis teroris yang ada dan yang sedang muncul terhadap target pesawat komersial, dengan aplikasi potensial untuk moda transportasi dan operasional lainnya,” kata DHS sebagaimana dikutip Business Insider.
Pesawat A321 menjadi pesawat terbaru yang menjalani pengujian tersebut. Sebelumnya Boeing 737, Airbus A320 dan Airbus A300 semuanya telah bernasib sama