F-15, Elang Tua Yang Masih Sulit Ditandingi

F-15SA
F-15SA

Angkatan Udara Amerika membeli F-15 yang terakhir pada tahun 2001, namun penjualan asing terus menjadikan lini produksi pesawat ini terus berjalan hingga sekarang. Boeing juga masih mencoba dalam beberapa tahun terakhir untuk menarik minat Angkatan Udara Amerika,  dengan pesawat semi silman Silent Eagle pada 2010.

Pada 2016, Boeing lagi memperkenalkan F-15 Eagle 2040C yang dirancang untuk membawa sampai enam belas rudal AIM-120D AMRAAM  atau empat kali lebih banyak dibandingkan jumlah aslinya.

Pada 2019 Angkatan Udara Amerika akhirnya memutuskan untuk membeli varian terbaru F-15 yang kemudian dikenal sebagai F-15EX.

Talon HATE datalink akan memungkinkan desain ditingkatkan untuk bisa bergabung dalam jaringan dengan F-22 Raptor. Pesawat ini dirancang untuk menjadi gudang rudal dari Raptor.

Hingga saat ini USAF masih mempekerjakan sekitar 177 upgrade F-15C dan model D dua kursi serta sekitar 224 F-15E Strike Eagle. F-15 dikerahkan di Eropa dan Asia, terutama di RAF Lakenheath di Inggris dan Pangkalan Angkatan Udara Kadena di pulau Okinawa di Jepang.

F-15J Jepang juga beroperasi dari Okinawa, dan diduga terlibat dalam sebuah pertemuan udara pada Juni 2016 yang melibatkan Su-30 Flanker China. F-15E saat ini juga ditempatkan di Incirlik Air Base, Turki untuk berpartisipasi dalam perang udara terhadap ISIS.

Di dunia yang masih didominasi oleh jet tempur generasi keempat, F-15, meski semakin tua tetap tangguh dan menakutkan. Produksi terbatas F-22 Raptor yang direncanakan untuk mengganti Eagle, menjadikan F-15 harus menunda pensiunnya. Pesawat ini juga telah menjadi tandem penting F-22 di medan perang.

Pengganti yang layak dari pesawat ini setidaknya tidak akan ada hingga 2030 sebelum model C dan E yang tersisa pensiun. F-15 hampir pasti akan menghabiskan setengah abad dalam layanan aktif yang akan menjadi rekor pertama bagi pesawat tempur garis depan Amerika.