Mengirimkan jet tempur F-16 atau Su-30 untuk menyerang pemberontak yang bersenjata senapa mesin adalah hal yang berlebihan dan tentu sangat mahal.
Mereka tidak punya senjata anti pesawat untuk melawan ancaman udara, jadi pesawat yang terbang pelan pun sudah mencukupi, dan tentu saja lebih murah.
Idiologi inilah yang ditanamkan pada Mwari, sebuah pesawat serang ringanyang dibangun Afrika Selatan. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai-macam misi penting dengan sangat efisien.
Mwari – berasal dari bahasa Shona Afrika Selatan yang berarti ‘mendengar semua, melihat semua’ adalah pesawat serang ringan dua kursi dengan menggunakan mesin turboprop belakang yang menurut desainer dirancang untuk melakukan berbagai peran.
“Kami membutuhkan sesuatu yang bisa melakukan apa yang bisa dilakukan jet tempur, apa yang bisa dilalukan helikopter serang ataupun apa yang bisa dilakukan oleh UAV, AWACS , dan pesawat latih dalam satu platform, ” kata Ivor Ichikowitz, Pendiri dan Kepala Eksekutif Paramount Group, yang merancang.
Meski banyak pesawat yang dibangun untuk melakukan misi lain di luar misi utama seperti pesawat latih untuk pesawat ringan, misalnya, Mwari adalah pesawat pertama yang dirancang dengan beberapa misi sejak awal. Pesawat ini dilengkapi dengan 25 ‘cantelan yang dapat digunakan untuk membawa berbagai macam sensor, atau senjata.
“Ini merupakan platform ringan pintar pertama yang pernah pernah dirancangcahaya platform pertama, pintar,” kata Ichikowiz. “Ini adalah platform yang memberikan Anda kemampuan untuk plug and play beberapa sensor, senjata dan sistem misi ke dalam pesawat yang sama.”
Salah satu keuntungan utama pesawat, Ichikowitz menambahkan, adalah itu efektivitas biaya. Sebagai contoh, ia membandingkan Mwari dengan jet bermesin tunggal BAE Systems Hawk.
“Pesawat itu [Hawk] beroperasi selama kira-kira US$ 12.000 per jam [sekitar Rp160 juta], dan itu termasuk murah,” katanya. “Sementara pesawat ini [Mwari] akan beroperasi dengan biaya kurang dari $ 1.000 [sekitar Rp14 juta] per jam.”
Mwari, lanjutnya memang tidak akan mampu melakukan semua hal yang bisa dilakukan jet tempur, tetapi 80 persen kemampuan jet tempur akan bisa dilakukan dengan biaya 1/12 saja. “Ini secara eksponensial lebih murah daripada pesawat apa pun yang ada di pasar. Anda dapat menyebarkan 12 pesawat ini dengan biaya yang sama untuk menerbangkan satu jet tempur.”
Selain itu, Ichikowitz menambahkan bahwa pesawat memiliki kemampuan untuk take off dan mendarat di landasan improvisasi, sehingga berguna untuk misi di daerah di mana pangkalan udara modern tidak tersedia.
“Pesawat ini juga sama sekali tidak membutuhkan dukungan darat, apapun,” katanya. “Anda tidak perlu unit daya tambahan, Anda tidak perlu perkakas di tanah. Anda benar-benar dapat mendaratkan pesawat ini di sebidang tanah yang datar di padang gurun dan mengoperasikan pesawat dari sana.”
Ichikowitz mencatat bahwa ia percaya pesawat sempurna untuk melawan pemberontakan dan perang asimetris yang saat ini terjadi di Timur Tengah.
“Sangat mudah untuk berperang ketika Anda tahu bagaimana musuh dan bagaimana mereka dilengkapi dan banyak pasukan pertahanan canggih yang dirancang untuk itu,” katanya. “Dalam perang asimetris Anda tidak tahu siapa yang Anda lawan, di mana mereka berada, atau bagaimana mereka dilengkapi.”
“Pesawat ini tidak pernah dibawa ke Timur Tengah, tetapi hari ini, karena realitas lingkungan konflik, itu 100 persen alat yang sempurna,” katanya. “Tidak masuk akal untuk menyebarkan sebuah pesawat seharga US$80 juta [sekitar Rp 1,1 triliun] untuk menghancurkan Toyota seharga US$15.000 [sekitar Rp200 juta]. Itulah yang terjadi.” Mwari saat masuk telah ada dalam produksi dan pengiriman pertama akan dilakukan tahun ini.
SPESIFIKASI:
- Nama: Mwari
- Max Cruise Speed: 272 knots
- Service Ceiling: 32,000 ft
- Max Range (Internal Fuel Only): 1,300 nautical miles
- Max Range (External Fuel): 2,000 nautical miles
- Operating Cost: Less than $1,000 per hour