Pada bulan April 1982, pasukan Argentina merebut Kepulauan Falkland, yang dikenal sebagai Malvinas oleh Buenos Aires. Sebagai tanggapan, Inggris mengirim sebuah satuan tugas amfibi untuk merebut kembali. Karena tidak memiliki kekuatan angkatan laut untuk menghadapi armada tersebut, Buenos Aires mengirimkan pesawat tempur untuk melawan kapal perang Inggris.
Jet tempur Etendard Argentina  telah menenggelamkan dua kapal dalam konflik tersebut dengan menggunakan rudal  Exocet dengan jarak tempuh 43 mil. Tapi Exocet milik Argentina terbatas , sehingga beban serangan antikapal harus dilakukan dengan cara kuno yakni dengan 48 Skyhawks, yang mencakup campuran A-4B dan C, juga A -4Q yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Argentina.
Peran Skyhawks di perang ini benar-benar nekat karena dipenuhi sejumlah masalah. Pesawat ini memiliki masalah dengan kursi ejeksi  karena embargo senjata Amerika. Pesawat juga memerlukan beberapa pengisian ulang melalui tanker KC-130 Hercules bahkan sampai ke zona tempur.
Setibanya di sana, mereka harus berani membawa senjata ke armada Inggris yang dipenuhi rudal darat ke udara  Sea Dart dan menghindari patroli udara jet peluru Sea Harrier, lalu menghindar dari jangkauan  Sea Wolf dan Sea Cat mempercepat rudal untuk menjatuhkan bom  langsung di atas kapal perang yang masih dilengkapi dengan meriam  kuno dan bahkan senjata setebal 4,5 inci berukuran besar.
Yang lebih buruk lagi bagi pilot Argentina, bom mereka terkenal karena sekering mereka yang salah, dan banyak yang gagal meledak meski jatuh tepat di sasaran.
Ketika pasukan Inggris mulai mendarat di Falklands, para pilot Argentina memberikan semua kemampuannya dalam Pertempuran San Carlos mulai tanggal 21 Mei.
Setelah lima hari perang udara laut yang keras hampir setengah dari kekuatan Skyhawk atau 22Â pesawat hancur. Sea Harriers menembak jatuh delapan, flak mengecam dua lagi, dan rudal dan kecelakaan sebagai sisanya.
Tapi A-4  berhasil menenggelamkan kapal perusak Coventry dan kapal tanker Antelope dan Ardent, serta melumpuhkan Kapal Pendukung Pendaratan Galahad dan merusak beberapa kapal perusak dan kapal fregat lainnya. Pesawat tempur lain yakni Dagger dan  Pucará-mengalami kerugian serupa namun menimbulkan sedikit kerusakan.
Skyhawk memiliki satu lagi pertempuran gila ketika 29 pesawat bertugas di Kuwait Air Force. Ketika pasukan Saddam Hussein menyerbu negara kecil tersebut pada tanggal 2 Agustus 1990, A-4KU Kuwait menembak jatuh tiga helikopter yang penuh dengan pasukan komando Irak dan mengadang tank-tank yang bergerak maju dari divisi Lapis Baja Medina.
Pada hari kedua perang, pilot Kuwait lepas landas dari jalanan gurun, karena pangkalan udara mereka rusak akibat pemboman Irak.
Saat Kuwait menyerah pada invasi, hampir seluruh  A-4 kemudian dilarikan ke negara tetangga Arab Saudi.
Ketika sebuah koalisi pimpinan Amerika memulai Operasi Desert Storm untuk membebaskan Kuwait pada tahun 1991, Skyhawk Kuwait terbang lebih dari 1.000 misi tempur  dengan satu jet jatuh ditembak rudal dipandu radar, tetapi pilot selamat.