Jika semua berjalan sesuai rencana, jet tempur generasi keenam Tempest akan dikerahkan oleh Angkatan Udara Inggris pada pertengahan 2030-an. Jet tempur ini akan menggantikan Eurofighter Typhoon yang sudah tua.
Pesawat yang sedang dikembangkan Inggris bersama dengan Swedia ini akan dilengkapi dengan senjata laser dan hipersonik, dan akan disertai skuadron drone semi-otonom yang akan bertindak layaknya “wingmen.”
Dan Suzy Broadbent, Human Factors Lead dari BAE Systems, mengatakan dia dan rekan-rekannya juga sedang mengerjakan suatu metode di mana pesawat itu dapat menerima sinyal dari otak pilot dan memberikan respons yang sesuai. Secara mudah digambarkan sistem ini seperti telepati.
Penelitian eksperimental melibatkan electroencephalogram (EEG) yang dipasang di bawah helm, yang melacak pola gelombang otak dari subjek uji.
Akibatnya, selama simulasi penerbangan yang dilakukan di lab, para ilmuwan dapat memantau ketika pilot kelebihan beban atau stres.
“Pada saat ini sangat subjektif pendapat – terserah pilot apa yang mereka pikirkan sedang terjadi dan data ditangkap dalam sesi tanya jawab setelah itu.”
Data yang dikumpulkan sedemikian rupa akan memungkinkan pilot untuk mencurahkan perhatian mereka pada tugas-tugas penting, tetapi juga dapat membantu dalam kondisi krisis, misalnya, jika dia melewatkan alarm atau peringatan.
“Mesin itu bisa mengambil alih, atau menyajikan informasi kepada Anda dengan cara yang berbeda, atau menyerahkan kembali kontrol kepada seseorang di lapangan,” kata Broadbent sebagiamana dilaporkan Express Rabu 19 Februari 2020.
BAE Systems juga mencari metode untuk mendeteksi hipoksia, kondisi berbahaya di mana pilot dapat pingsan akibat kurangnya oksigen ke otak – meskipun Broadbent menekankan “semuanya harus melalui komite etika”.
“Pada dasarnya, pilot sangat ingin memahami apa pun yang mereka bisa untuk mendapatkan keunggulan kinerja,” tambahnya.
Teknologi ini juga memiliki manfaat potensial dalam hal pelatihan, dengan memungkinkan rezim disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pilot.
Berbicara awal bulan ini, Paul Everitt, kepala eksekutif ADS Group Ltd, yang mewakili industri kedirgantaraan, pertahanan, keamanan, dan ruang angkasa di Inggris, mengatakan ambisi penyebaran Tempest pada 2035 sepenuhnya realistis.
“Ini sangat menarik dan semuanya sangat realistis, kawanan drone, energi yang diarahkan, semuanya. Ini bukan pengganti pesawat saat ini – ini tentang bagaimana kita membayangkan kekuatan udara dikerahkan di masa depan,” katanya.
Team Tempest, terdiri dari empat mitra industri BAE Systems, Leonardo, MBDA Missile Systems, dan Rolls Royce .
“Ini adalah pertama kalinya kemitraan semacam ini disatukan. Ini sangat penting sebagai cara melakukan sesuatu di masa depan,” tambah Everitt.