Boeing 757 adalah salah satu pesawat terbang terbaik. Jet satu lorong ini sangat kuat dengan sayap super-kritis yang mampu menyeimbangkan saat lepas landas dan pendaratan pendek. Pesawat juga memiliki jangkauan transatlantik.
Hingga hari ini ratusan Boeing 757 melanglang di langit meskipun jalur perakitannya ditutup pada November 2005. Hebatnya, pesawat bahkan tanpa menjalani upgrade besar untuk bisa terus layak terbang.
Meski 757 adalah jet unik, ada varian yang lebih eksklusif dari seri 757 yakni 757-200M. Sebuah jet Combi atau combo. Disebut demikian karena pesawat yang memiliki ruang kargo dan kabin penumpang.
Jenis pesawat ini dulu lebih umum di industri seperti QC atau Quick Change yang dapat dengan cepat dikonversi antara jet penumpang dan pesawat kargo.
Boeing 737, 747, dan Douglas DC-8 semuanya ditawarkan sebagai opsi kombi pada saat pengiriman atau kemudian dikonversi dari pesawat yang awalnya dibangun murni sebagai pesawat penumpang.
Setelah beberapa kebakaran pesawat kargo terkenal pada tahun 1980-an, FAA memperketat sertifikasi pesawat semacam ini. FAA khawatir dengan kebakaran karena isi kargo. Tanpa dilengkapi sitem deteksi kebakaran yang mahal, sistem pemadaman kebakaran yang memadahi dan pengekangan yang kuat, pesawat Combi baru tidak akan disertifikasi.
Sebelum adanya pengetatan aturan tersebut, Boeing membangun satu 757 Combi sebagai bagian dari kesepakatan dengan Nepal Airlines. Maskapai ini seharusnya menerima pengiriman dua pesawat tetapi akhirnya hanya mengambil satu pesawat combi.
Pesawat milik Nepal Airlines ini menjadi satu-satunya 757 combi yang benar-benar dibangun di pabrik. Artinya, keluar dari lini produksi sudah dalam versi kargo dan penumpang. Jenis ini memang sepertinya tidak pernah benar-benar menarik karena tidak ada maskapai lain yang membeli jenis tersebut.
Saat ini, 757M masih merupakan pesawat yang sangat langka. Konversi belum terbukti sangat populer karena satu-satunya operator 757-200M saat ini adalah ATI dan Angkatan Udara Selandia Baru.
Kisah ATI cukup unik. ATI pernah menawarkan layanan Douglas DC-8 combi, terutama untuk pelanggan militer. Pesawat ini menerbangkan kargo dan orang-orang ke sejumlah rute khusus ke tujuan-tujuan terpencil di Pasifik dan Atlantik.
Ketika armada DC-8 harus pensiun, perusahaan membeli 4 Boeing 757-200M dari National Airlines. National Airlines sendiri mengonversi jet 757 menjadi varian M untuk mengantisipasi kontrak dengan pemerintah. Ketika kontrak ini tidak terwujud, mereka menjual jet mereka ke ATI. ATI menerima pengiriman tiga dari empat pesawat. Dan masih mengoperasikan armada hari ini.
Diperkirakan hanya ada 7 pesawat 757-200M yang pernah dibuat atau dikonversi. Meski ada banyak pesawat kargo 757, Boeing 757-200M adalah salah satu sub-armada paling langka dari 757 yang masih terbang hari ini.