Sebuah pesawat tempur Tornado Angkatan Udara Saudi jatuh di provinsi al-Jawf utara selama operasi untuk mendukung pasukan pemerintah Yaman.
Dalam pernyataannya Sabtu 15 Februari 2020, koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab tidak menyebut bagaimana nasib kru dan penyebab jatuhnya pesawat.
Yang jelas pernyataanitu dikeluarkan setelah seorang juru bicara Houthi Yahya Saria mengatakan para pejuang mereka menjatuhkan sebuah jet Tornado milik “pasukan musuh” di provinsi yang sama.
Yahya Saria sebagaimana dilaporkan Al Masirah TV Jumat pesawat itu jatuh dengan rudal udara ke darat yang canggih.
Marwan Bishara, analis politik senior Al Jazeera, mengatakan itu akan menjadi perkembangan “sangat penting” dalam perang jangka panjang Yaman jika Houthi menembak jatuh jet.
“Jika mereka memiliki kemampuan baterai rudal atau kapasitas darat ke udara terhadap angkatan udara Saudi, itu sebenarnya akan menjadi pengubah permainan,” katanya.
Secara terpisah pada hari Sabtu, Al Masirah TV mengutip pejabat kesehatan Houthi mengatakan bahwa setidaknya 30 warga sipil tewas dalam serangan udara koalisi di wilayah yang sama dengan pesawat yang jatuh. Korban tewas tidak dapat diverifikasi secara independen.
Al Jazeera, melaporkan dari ibukota yang dikuasai Houthi, Sanaa”jet tempur Saudi telah mengintensifkan serangan udara mereka di daerah itu.
Youssef al-Hadiri, juru bicara kementerian kesehatan Houthi, menuduh koalisi yang dipimpin Arab Saudi-UEA menghambat operasi penyelamatan di lokasi serangan yang diklaim di distrik al-Jawf di al-Masloub.
“Mereka [koalisi] terus melakukan serangan udara di sana,” kata al-Hadiri kepada kantor berita dpa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi-UEA campur tangan dalam konflik Yaman pada 2015 untuk mendukung pasukan yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah dipaksa mundur oleh Houthi.
Lonjakan drastis dalam pertempuran antara pihak-pihak yang bertikai sejak bulan lalu telah memperburuk perang yang telah berlangsung lama di negara itu dan semakin memperumit proses perdamaian yang rapuh.
Selama berbulan-bulan, negosiasi saluran belakang di Oman antara Arab Saudi dan Houthi membangkitkan harapan kecil untuk rekonsiliasi. Tapi kekerasan yang meningkat tajam telah menempatkan proses politik goyah.