Tomcat Iran
Bagian mengejutkan dalam sejarah F-14 adalah ekspor ke Iran pada 1970-an. Iran saat ini dipandang sebagai negara yang bermusuhan dengan AS, namun pada awal tahun 1970 Teheran adalah sekutu sangat dekat.
Pada situasi itu AS menawarkan dukungan penuh kepada mereka termasuk memasok peralatan militer teknologi tinggi untuk melawan Irak dan Uni Soviet. Rezim Shah menginginkan pesawat tempur terbaru Amerika dan mereka ditawari F-14 atau F-15.
Setelah melakukan demonstrasi Iran akhirnya memilih F-14. Pada tahun 1974, Iran menerima 80 F-14 bersama dengan pengiriman 714 rudal AIM-54 Phoenix.
Beberapa softawer dan hardware penting F-14 dihapus, tapi belum mengurangi keunggulannya dibandingkan pesawat lain. F-14 Iran dengan dengan rudal Phoenixnya menjadi satu-satunya pesawat yang mampu menandingi MiG-25 yang mampu terbang pada Mach 3.
Tapi perubahan cepat terjadi ketika tahun 1979, Shah digulingkan, bangsa jatuh ke dalam kekacauan dan hubungan dengan AS tegang. Iran tiba-tiba sebuah bangsa yang bermusuhan yang dimiliki jet tempur paling canggh Amerika dengan ratusan rudal teknologi tinggi.
Dukungan untuk F-14 langsung dipotong dan Iran akhirnya menggrounded seluruh armada karena kurangnya suku cadang penting. Namun beberapa tahun kemudian mereka bisa mengatasi rintangan dengan tergantung pada industri lokal mereka untuk membangun suku cadang. Tomcat kembali terbang misi tempur melawan Irak pada tahun 1980.
Tomcat secara bertahap meningkatkan tempo operasional mereka dan pada akhir perang, diperkirakan bahwa F-14 Iran telah menembak jatuh sekitar 160 pesawat tempur Irak (banyak dengan rudal Phoenix) dan hanya 1 F-14 hilang. Sangat menarik untuk dicatat bahwa Iran memiliki tingkat membunuh di udara lebih baik dibandingkan Tomcat Angkatan Laut Amerika Serikat.
Saat ini Iran masih mengoperasikan sekitar 28 F-14 yang tersisa dengan suku cadang dan radar buatan lokal. Hal ini memungkinkan pesawat tetap bisa terbang meski entah secara kemampuan tempur apakah masih bisa diandalkan.