Xian Y-20 (China)
Y-20 adalah pesawat angkut baru yang dibangun China dan dikembangkan oleh Xian Aircraft Corporation (XAC) dengan bantuan Rusia dan Ukraina. Ini adalah airlifter berat pertama yang dikembangkan di China.
Pembangunan dimulai pada 1990-an dan pada tahun 2006 program ini menjadi prioritas nasional. Y-20 melakukan penerbangan pertamanya pada 2013. China menjadi negara di dunia, setelah Amerika Serikat, Rusia dan Ukraina, yang mengembangkan jet kargo militer seberat 200 ton. Pesawat angkut militer ini mulai beroperasi dengan angkatan udara China pada 2016.
Y-20 memiliki kapasitas muatan sekitar 60-66 ton. Pesawat bisa membawa kendaraan tempur termasuk tank Type 99. Dalam hal muatan, Y-20 setara dengan Boeing C-17 Globemaster III yang lebih besar (77 t) dan serupa dengan Ilyushin Il-76 Rusia (50 t). Y-20 juga lebih unggul dari Il-76 dalam hal aerodynamic arrangement dan performance.
Y-20 bahkan bisa dilihat sebagai airlifter strategis. Pesawat memiliki jangkauan yang cukup untuk menjangkau sebagian besar wilayah Eropa, Afrika, Australia dan Alaska. Sebelumnya China kekurangan kemampuan transportasi militer berat semacam ini.
Tata letak Y-20 adalah tipikal pesawat angkut militer berat yang modern. Pesawat didukung oleh empat mesin turbofan D-30KP2 Rusia yang dikembangkan oleh Biro Desain Solovyev di tahun 1960an. Dikabarkan di masa depan mereka akan menggunakan mesin buatan sendiri yang dikenal sebagai WS-20.
Sayap untuk pesawat ini dikembangkan oleh Biro Desain Antonov Ukraina. Juga terlihat beberapa pengaruh Boeing C-17 di bagian ekor dan kompartemen kargo dan kemiripan dengan Airbus A400M di landing gear. Bahan komposit banyak digunakan di badan pesawat untuk menjaga berat badan tetap rendah.
Ilyushin Il-76 (Rusia)
Il-76 Candid adalah transportasi berat pertama Soviet yang menggunakan empat mesin jetdengan. Produksinya dimulai pada tahun 1974 dengan lebih dari 800 pesawat dibangun. Bersama dengan An-12 Candid membentuk tulang punggung Komando Airlift Soviet sepanjang Perang Dingin.
Pesawat ini digunakan untuk menerbangkan kargo militer strategis ke basis udara garis depan dalam kondisi operasional yang paling ekstrem. Pesawat ini masih beroperasi dengan sejumlah negara.
Il-76 memiliki kapasitas muatan maksimal 50 ton. Alat ini dirancang untuk mengantarkan kendaraan dan mesin berat ke lapangan terbang terpencil yang kondisinyakurang baik. Pesawat bisa beroperasi dari landasan pacu pendek dan tak beraspal. Il-76 dapat mengatasi kondisi cuaca terburuk seperti di wilayah Siberia dan Arktik.