Harga jet tempur F-35 Amerika akan naik dan produksi akan jatuh dalam seri produksi Lot 15 setelah Amerika Serikat menyingkirkan Turki dari program F-35 setelah menolak mundur dari pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia.
Hal tersebut terungkap dalam dokumen anggaran pemerintah Amerika 2021. “ Lot 15 dari F-35 memiliki kuantitas produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan Lot 14 karena pengurangan mitra [Turki] dan jumlah keseluruhan penjualan militer asing. Sebagai hasil dari penghapusan mitra [Turki] dari program F-35, sumber rantai pasokan telah dialihkan ke sumber produksi alternatif yang akan memiliki harga lebih tinggi untuk komponen-komponen tertentu, ” demikian bunyi dokumen tersebut sebagaimana dikutip Defense World Selasa 11 Februari 2020.
“Faktor-faktor gabungan ini dapat menantang kemampuan Kantor Program F-35 Joint Strike Fighter untuk mencapai lot lebih dari penghematan yang sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata dokumen itu lagi. Dalam beberapa Lot terakhir, harga F-35 telah turun dan harga patokan saat ini adalah yang terendah dari yang pernah ada.
Pentagon pada 29 Oktober 2019 mengumumkan rincian harga terbaru jet tempur F-35 yang akan mereka beli pada 2022. Jet-jet tempur siluman tersebut akan 12,7% lebih murah dibandingakn harga sekarang yang akan mendorong negara-negara lain untuk membelinya.
Eksekutif Lockheed mengatakan bahwa negara mana pun dengan jet F-16, pendahulu F-35, adalah pelanggan potensial.
Dalam pengumuman tersebut dikatakan F-35A, versi paling umum dari jet tempur ini masing-masing akan seharga US$ 82,4 juta pada tahun 2020, US$ 79,17 juta pada 2021 dan US$77,9 juta atau sekitar Rp1 triliun pada 2022. Harga itu dicapai dalam kesepakatan antara Amerika dans sekutu dengan Lockheed Martin untuk membeli 478 jet tempur F-35 dengan biaya US$ 34 miliar selama tiga tahun.
Faktor lain yang mengakibatkan kenaikan biaya adalah karena Lot 15 juga merupakan penggabungan awal produksi perangkat keras untuk mendukung kemampuan Block 4 yang dimaksudkan untuk membuat F-35 lebih mematikan.
Turki Minta Rp14 Triliun Dikembalikan
Turki mengatakan akan terus memproduksi dan memasok suku cadang dan komponen F-35 kepada Lockheed Martin sebagai “isyarat niat baik” hingga Maret 2020. Turki juga sedang meminta pengembalian dana US$ 1 miliar yatau sekitar Rp14 triliun yang dihabiskan untuk memesan jet F-35.
Meski telah ditawari Su-57 Rusia, Ankara belum membuat komitmen untuk membelinya dan memilih fokus mengembangkan pesawat perang pribumi sendiri.
“Saya berharap pesawat perang kami, yang akan menjadi asli di setiap tahap desain dan produksi, akan diluncurkan dari hanggar pada tahun 2023,” kata Recep Tayyip Erdogan pada 5 Februari 2020.