Pencegat kelas berat MiG-31 Foxhound terus menjadi armada Rusia bersama jet tempur superioritas udara Su-27 Flanker.
Mikoyan MiG-31 dirancang pada tahun 1975 dan diadopsi oleh Angkatan Udara Uni Soviet pada tahun 1981, dan tetap beroperasi hingga hari ini. Jet tempur ini dapat mencapai kecepatan hipersonik sekitar 3 Mach dan memiliki radius tempur hingga 1.450 kilometer.
Pesawat ini telah dimodernisasi secara luas menjadi sejumlah varian yang ditingkatkan terutama adalah MiG-31BSM. Pesawat ini dilengkapi dengan beberapa sensor paling kuat dari semua jet tempur di dunia, dan dengan Su-57 belum memasuki layanan mereka masih dianggap jet Rusia yang paling mampu dalam hal kapasitas tempur udara ke udara.
Bersamaan dengan sensor dan sistem peperangan elektronik yang diperbarui, Foxhound juga dilengkapi dengan rudal udara ke udara yang semakin mampu memungkinkan mereka untuk menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap pesawat musuh pada jarak ekstrem.
Foxhound, seperti pendahulunya, MiG-25 Foxbats, telah lama diuntungkan dari akses ke persenjataan unik yang lebih ringan yang tidak bisa dibawa pesawat bermanuver seperti jet MiG-23 dan Su-27.
Foxhound awalnya dilengkapi dengan rudal udara ke udara R-40, yang diwarisi dari MiG-25, dan rudal R-33 yang lebih panjang. R-40 memiliki jangkauan 80km yang memungkinkannya untuk secara nyaman mengatur ulang AIM-7 Sparrows yang dibawa oleh para petarung Barat selama Perang Dingin.
Rudal juga membawa hulu ledak yang cukup berat yakni 100kg atau empat kali dari yang biasa hingga menyediakan radius ledakan sangat luas.
Sedangkan R-33 membawa hulu ledak 48kg yang lebih ringan tetapi mampu menyerang pada jarak 120 km. Fase pertama modernisasi desain Foxhound melibatkan pensiunnya R-40, memodernisasi R-33 dan dalam beberapa kasus melengkapi pesawat dengan rudal udara ke udara R-77 yang baru.
R-77 dikembangkan untuk menggantikan R-27 yang dibawa petarung garis depan Rusia dan memiliki jarak serang 110 km. Rudal itu mendapat manfaat dari bimbingan radar aktif dan bobot yang sangat relatif ringan dibandingkan persenjataan asli Foxhound.
R-33 memiliki peningkatan dalam peperangan elektronik dan sensornya dan pada varian R-33S akhirnya mencapai jarak 300 km atau tiga kali lipat dari AIM-120C yang dibawa oleh sebagian besar jet tempur modern Barat. Peningkatan jangkauan dilaporkan dicapai dengan komposit bahan bakar yang unggul dan mesin yang lebih efisien.
Dengan Rusia melaksanakan program modernisasi militer yang ambisius dan komprehensif mulai 2008, persenjataan jet tempur di seluruh angkatan bersenjata negara itu ditingkatkan. Sebuah penerus R-33, ditunda setelah runtuhnya Soviet, dengan sekarang ada peningkatan dalam pendanaan dan percepatan pembangunan maka pengembangan bisa dilanjutkan.
R-37 menampilkan sistem panduan dan penanggulangan peperangan elektronik satu generasi di depan platform rudal sebelumnya.
Rudal itu sekitar 40% lebih cepat dari R-33 dengan kecepatan melebihi 6 Mach. Jangkauan serang 400km yang memungkinkan platform untuk mengancam pesawat musuh pada jarak yang lebih jauh, dan mengalami peningkatan dramatis pada sensor Foxhound.
R-37 itu sendiri telah semakin dimodernisasi sejak saat itu, dengan varian yang lebih ringan dikembangkan sebagai R-37M. Rudal ini melihat peningkatan lebih lanjut untuk penanggulangan perang elektronik, mesin baru dan sistem panduan baru yang lebih maju, tetapi mungkin yang paling penting jauh lebih ringan daripada platform asli atau R-33.
Hal ini memungkinkan rudal tidak hanya mengurangi berat keseluruhan Foxhound, tetapi juga untuk pertama kalinya melengkapi jet tempur lain yang tidak dapat membawa rudal berat.
Memang, dengan ukuran yang sebanding dengan R-77 yang jauh lebih pendek, R-37M bahkan mampu dikerahkan dari teluk rudal internal pesawat tempur superioritas udara Su-57.
Kemajuan dalam teknologi sensor berarti bahwa radar yang jauh lebih kecil dan lebih ringan yang dipasang pada jet tempur mampu mengerahkan amunisi jarak ekstrem yang sebelumnya disediakan untuk Foxhound kini bisa dibawa Su-57, MiG-35 dan Su-35.