Rusia dan Vietnam kembali bekerja sama dalam penyediaan peralatan penerbangan. Vedomosti mengutip dua sumber industri pertahanan melaporkan, pada 2019 sebuah kontrak ditandatangani untuk pembelian setidaknya 12 pesawat pelatihan tempur Yak-130 senilai lebih dari US$ 350 juta.
Pesawat tersebut akan m menggantikan L-39 Cekoslowakia yang sudah usang. L-39 mulai diterima Vietnam sejak awal 1980-an. Yak-130 akan ditransfer ke resimen pelatihan penerbangan ke-915 yang dibentuk di salah satu pangkalan udara Vietnam pada tahun 2018. Resimen ini juga mencakup skuadron helikopter Mi-8. Rosoboronexport dan Layanan Federal untuk Kerjasama Militer-Teknis menahan diri untuk tidak berkomentar.
Hubungan antara Moskow dan Hanoi di bidang ekspor senjata mulai meningkat segera setelah jatuhnya Uni Soviet. Kontrak pertama ditandatangani pada tahun 1994-1995: kemudian Vietnam membeli sejumlah pesawat Su-27SK / UBK, yang memungkinkan mereka untuk membentuk skuadron pertama di angkatan udara mereka, yang dipersenjatai dengan pesawat tempur generasi keempat.
Sejak tahun 2000-an pembelian peralatan terus meningkat. Selain total 24 pesawat tempur Su-30MK2 yang dipesan pada 2003-2013, Vietnam juga membeli dua divisi sistem rudal anti-pesawat S-300PMU-1, berbagai radar, dan kompleks rudal anti-kapal Bastion-P, empat fregat proyek 1161 yang dibangun di dalam negeri di bawah lisensi.
Pada bulan Desember 2009, kedua negara menandatangani perjanjian ekspor terbesar senilai lebih dari US$ 4 miliar untuk pembangunan enam kapal selam diesel-listrik Proyek 636 Varshavyanka atau Kelas Kilo untuk Vietnam lengkap dengan peralatan pangkalan mereka.
Pada 2017, Vietnam membeli 64 tank T-90. Pembelian besar-besaran dari berbagai macam produk ini menempatkan Vietnam secara stabil dalam lima pembeli terbesar senjata Rusia, tetapi setelah mereka selesai pada pergantian 2016-2017 volume turun.
Menurut sumber Vedomosti, Vietnam mengambil sikap menunggu dan meliha dan hanya membeli dalam jumlah terbatas pada jenis-jenis senjata yang diperlukannya untuk menjaga angkatan bersenjata dalam kesiapan tempur yang konstan.
Vietnam menjadi pelanggan asing keenam dari Yak-130 yang sebelumnya diekspor ke Aljazair, Bangladesh, Myanmar, Laos dan Belarus.
Andrei Frolov, pemimpin redaksi majalah Arm Export mengatakan secara teoritis, di Hanoi, mereka dapat memutuskan untuk membeli beberapa pesawat pelatihan tempur lainnya misalnya M-346 Italia: “Tetapi pilihan Yak-130 menunjukkan bahwa pesawat ini sangat kompetitif dan mempertahankan permintaan tinggi secara konsisten di pasar,” katanya.
Dia juga menambahkan selain itu, pembelian Yak-130 membuka peluang untuk pengiriman lebih lanjut jet tempur yang lebih modern seperti Su-30SM, Su-35 atau bahkan Su-57.