Segerombolan belalang membuat sebuah Boeing 737-760 Ethiopian Airlines masuk dalam situasi berbahaya dengan dua kali menggagalkan upaya pendarata.
Pesawat dengan nomor ET363 tersebut terbang dari Djibouti (Djibouti) ke Dire Dawa (Ethiopia), sedang dalam pendekatan terakhir ke landasan pacu Dire Dawa ketika dan melalui segerombolan belalang. Sebagian besar dari serangga tersebut ditabrak pesawat dan mengenai bagian mesin, kaca depan dan hidung pesawat.
Peristiwa tersebut terjadi pada 9 Januari 2020 lalu. Pada 15 Januari, The Aviation Herald menerima informasi berdasarkan tangkapan layar yang dilaporkan memperlihatkan laporan kapten pesawat, bahwa pesawat itu sedang mendekati landasan pacu Dire Dawa ketika pesawat memasuki segerombolan belalang, seperti hujan.
Wiper kaca depan tidak bisa lagi membersihkan kaca depan. Awak pesawat membatalkan pendaratan dan naik ke 8.500 kaki, membuka jendela samping kokpit dan membersihkan kaca depan dengan tangan. Hal yang sama terjadi pada pendekatan kedua ke Dire Dawa. Para kru kembali naik ke 8.500 kaki, membersihkan kaca depan dengan tangan.
Pesawat akhirnya memutuskan untuk mendarat ke Addis Ababa (Ethiopia), di mana pesawat mendarat dengan aman sekitar 90 menit setelah keberangkatan dari Djibouti.
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) melaporkan pada 6 Januari 2020 bahwa situasi belalang gurun tetap sangat serius di Tanduk Afrika di mana ia mengancam padang rumput dan tanaman di Ethiopia, Somalia dan Kenya.
Banyak kawanan telah terbentuk di Ethiopia timur dan daerah-daerah yang berdekatan di Somalia utara. Sejumlah kawanan besar yang belum dewasa bergerak ke selatan di Ogaden di Ethiopia timur dan daerah-daerah yang berdekatan di Somalia tengah dan mencapai Somalia selatan, Ethiopia tenggara dan, pada 28 Desember, timur laut Kenya. ” FAO memperingatkan situasi berbahaya muncul di Tanduk Afrika dan di kedua sisi Laut Merah.