Kerusakan yang dialami sejumlah jet tempur Israel akibat kebanjiran ternyata lebih serius dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Seorang jurubicara senior Angkatan Udara mengatakan pada Selasa 20 Januari 2020 bahwa lima dari delapan jet tempur F-16 yang rusak memang bisa kembali digunakan dalam beberapa hari ke depan, namun tiga lainnya membutuhkan perbaikan dua hingga tiga bulan.
Mereka menambahkan bahwa Hatzor Airbase di mana jet-jet tempur itu kebabnjiran kembali telah beroperasi, dengan satu skuadron tempat pesawat tempur rusak sudah mengambil bagian dalam daftar tugas reguler pasukan.
Juru bicara itu menolak untuk mengklarifikasi jumlah pasti F-16 yang ditempatkan di pangkalan itu.
An F-16 jet in a flooded hangar at Hatzor Airbase in Israel near Ashdod.
Eight F-16 fighter jets were damaged during the flood. the entire base was flooded with water in such intensity that concrete walls broke under the flood's strength. pic.twitter.com/Ov83sbu5pO— Scott's Humor (@ScottsHumor) January 14, 2020
Komentar itu muncul setelah surat kabar Haaretz mengutip sumber militer Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan pekan lalu bahwa “Insiden ini terjadi karena kesalahan karena tidak mengosongkan hangar selama badai dan hujan lebat awal bulan ini.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pada gilirannya, menunjukkan bahwa Angkatan Udara belum mengungkapkan berapa biaya untuk memperbaiki pesawat tempur, dengan perkiraan awal berjumlah jutaan atau bahkan puluhan juta shekel. 10 juta shekel saat ini sama dengan sekitar Rp38 miliar.
Insiden pangkalan udara itu terjadi ketika hujan lebat mengakibatkan banjir meluas di beberapa kota Israel, dengan sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas akibat bencana tersebut.
Menyangkut Hatzor Airbase, IDF mengkonfirmasi bahwa tidak ada korban dalam banjir, meskipun outlet berita Channel 12 Israel sebelumnya melaporkan bahwa sejumlah mekanik terjebak di hangar yang banjir, di mana ketinggian air mencapai lebih dari 1,5 meter.