Mendekati tahun ketiganya dalam layanan aktif, Chengdu J-20, jet tempur siluman pertama China dan kedua setelah Amerika telah diproduksi dalam skala yang terus meningkat.
Meski ambang batas apa yang dianggap ‘produksi massal’ masih belum jelas, semakin banyak sumber melaporkan bahwa telah lebih dari 100 jet tempur diperkirakan telah dibangun walaupun tidak semua dari mereka saat ini berada dalam layanan garis depan.
Pesawat telah mengalami sejumlah peningkatan sejak pertama kali memasuki layanan dan terus diperbarui, dengan sistem peperangan elektronik baru, lapisan siluman, sistem aperture terdistribusi dan mesin WS-10C yang semuanya terintegrasi selama dua tahun terakhir.
J-20 adalah pesawat tempur superioritas udara kelas berat mesin kembar dengan peran yang sebanding dengan F-22 Amerika, meskipun arsitektur komputer, elektronik, dan avionik J-20 disebut lebih modern dibandingkan Raptor.
Juru bicara Angkatan Udara China Shen Jinke pada 19 Januari 2020 mengatakan J-20 baru-baru ini dilantik ke ‘Ace Unit’ Angkatan Udara China.
‘Ace Unit,’ Wang Hai Air Group dicipitakan pada 1950-an ketika Angkatan Udara China yang menerbangkan pesawat tempur MiG-15 dan MiG-17 dilaporkan menjatuhkan 59 pesawat musuh.
J-20 telah dialokasikan untuk semakin banyak berada posisi garis depan termasuk penyebaran di bawah Komando Teater Timur pada Juli 2019 yang berarti di garis depan konflik dengan pasukan Taiwan atau Amerika di Jepang.
Selain itu J-20 juga ditempatkan di bawah brigade garis depan ke-9 di Wuhu untuk menggantikan Su-30 MKK awal 2019. Di bawah Komando Teater Timur, J-20 dikerahkan melintasi Laut Jepang dan akan head to head engan F-22 serta F-35 Amerika dan Jepang.
#ChinaDefense J-20 fighter jets assigned to an ace unit have been conducting real-combat scenario training as the Chinese Air Force revealed footage for the first time. https://t.co/h2qaFMFSOy pic.twitter.com/HBfNicOXOc
— Global Times (@globaltimesnews) January 20, 2020